BANGKINANG, GORIAU.COM - Salah satu keunggulan dia adalah inovatif, kreatif dan benar-benar ingin membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mengangkat derajat ekonomi masyarakat secara merata, demikian akademisi Ilyas Husti.

Akademisi yang menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, Ilyas Husti dan Suradi ketika itu membicarakan sosok seorang Bupati Kampar Jefry Noer disela wawancara bersama Tim Radio Republik Indonesia (RRI).

Acara tersebut pada pokoknya membahas program-program Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, khususnya dalam menunjang program ketahanan pangan Pemerintah Pusat, seperti halnya berbagai kegiatan yang dilakukan di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Siak Hulu, Kampar, Riau.

Lahan P4S adalah lahan pribadi yang selama ini digunakan Jefry Noer untuk kepentingan masyarakat dan pemerintah dalam memberantas kemiskinan. "Selama ini mencuat isu kalau lahan ini adalah milik pemerintah yang disalahgunakan. Kemudian ada juga yang menyatakan kawasan P4S adalah program yang banyak menyedot ABPD. Itu tidak benar," kata Bupati Kampar Jefry Noer di Siak Hulu, Kamis (26/3).

Jefry menegaskan, bahwa lahan seluas 130 hektare yang digunakan sebagai kawasan P4S selama ini adalah lahan pribadi yang dibelinya sejak berpuluh tahun silam.

Dahulu, demikian Jefry, lahan tersebut merupakan rawa gambut yang penuh lumpur dan kubangan dimana-mana. Namun diyakininya kawasan tersebut akan pesat berkembang seiring geliat pembangunan di Provinsi Riau yang begitu cepat.

"Ketika itu saya berfikir, lahan ini sangat potensial untuk investasi. Karena Allah tidak menambah tanah di bumi ini," katanya.

Dengan perasaan optimis, Jefry mengatakan langsung membeli tanah tersebut dengan harga yang murah, meski ketika itu banyak orang yang beranggapan perbuatannya itu adalah hal yang aneh.

"Namun sekarang, lahan ini telah menjadi terkenal. Di kawasan yang tadinya penuh lumpur dan rawa serta kubangan dimana-mana, sekarang justru mencetak banyak masyarakat yang tangguh seperti Gatotkaca," katanya.

Jefry menjelaskan, pengembangan lahan 130 hektare tersebut menjadi kawasan P4S, tempat dilahirkannaya ksatria tangguh, petani yang andal, peternak yang pintar dan penjahit berkualitas, adalah wujud terimakasih terhadap masyarakat yang selama ini selalu mendukungnya.

Di kawasan P4S, Jefry melatih para ibu-ibu dan wanita putus sekolah menjahit, para petani diajarkan bertani yang benar untuk mendapatkan panen berlimpah, serta peternak diberikan pengetahuan tentang limbah kotoran yang mampu diolah menjadi biourine dan biogas sebagai sumber energi alternatif.

Dia katakan, maka tidak benar ada pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di kawasan ini, dan bahkan untuk pembangunan sejumlah fasilitas di dalamnya.

"Tidak ada satu pakupun yang tertancap di setiap bangunan di P4S menggunakan dana APBD. Bahkan untuk pelatihan masyarakat, biaya penginapan ditekan hingga Rp25 ribu per malam yang artinya jauh dari nilai rill sebuah penginapan," katanya. (rls)