PEKANBARU, GORIAU.COM - Gerakan Rakyat Kampar (Gerak) mengecam tindakan tidak terpuji yang dilakukan Bripka Very, salah seorang anggota Polres Kampar. Dimana, sesuai laporan korban, seharusnya ia mampu melerai perkelahian antara Eva Yuliana dan Nur Azmi.

"Namun, dia malah ikut mengeroyok dan lebih parah dia mengeluarkan ancaman akan membunuh korban," ujar Rahmat koordinator Gerak kepada GoRiau.com, Selasa (3/6/2014) di Pekanbaru.

Atas perbuatan itu, warga Kampar meminta Kapolda Riau untuk mencopot Bripka Very. Sebab, perbuatan tersebut tidak mencerminkan seorang yang mengayomi masyarakat. "Ini perbuatan yang tidak terpuji dan dia harus dicopot dari kepolisian," tegasnya.

"Tangkap Eva, tangkap Jefry dan pecat Bripka Very, itu harga mati," ujar Rahmat. Gerak meminta pihak kepolisian benar-benar menegakkan hukum secara benar. Dimana, seluruh pelaku pengeroyokan diproses dan biarkan hukum yang akan memutuskan.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Nur Azmi mengaku dikeroyok oleh Eva, Bripka Very dan seorang supir Jefry. Tidak hanya sampai disitu, Bripka Very juga menodongkan senjata api sambil mengancam akan menembak warga.

Pertikaian Nur Azmi dan istri Bupati Kampar berawal dari sengketa lahan seluas satu hektare di kawasan Desa Birandang, Kecamatan Kampar Timur pada Sabtu (31/5/2014) sore.

Kini, kasus tersebut sedang diproses oleh Polres Kampar. Sementara, Bripka Very menurut kuasa hukum Nur Azmi akan dilaporkan ke Propam Polda Riau.(san)