KAMPAR, GORIAU.COM - Bupati Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Jefry Noer menargetkan seluruh masyarakat di daerah itu khususnya yang beragama Islam naik haji sebagai penyempurnaan Rukun Islam, salah satunya dengan menjalankan program pemeliharaan enam ekor sapi.

"Kalau sudah bisa naik haji tentu artinya seluruh masyarakat Kampar adalah orang-orang yang mampu. Karena dalam Rukun Islam kelima, disebutkan yang naik haji adalah wajib bagi yang mampu," kata Jefry kepada pers di Kampar, Minggu (10/5/2015).

Haji, kata Jefry adalah tiang agama Islam yang kelima setelah Syahadat, Shalat, Zakat dan Puasa. Menunaikannya adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum Muslim sedunia yang mampu baik material, fisik, dan keilmuan.

Jefry menjelaskan, untuk merealisasikan hal tersebut, maka kemudian Pemda Kabupaten Kampar melaksanakan berbagai program kesejahteraan masyarakat secara merata.

Salah satunya yang saat ini sedang dijalankan adalah Program Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi (RTMPE), dimana masyarakat diajarkan untuk memanfaatkan lahan yang hanya seluas seribu meter persegi namun mendatangkan hasil berlimpah.

Di atas lahan yang telah dibangun di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar itu, masyarakat diajarkan untuk memelihara sapi dengan tanpa harus penat menjaganya di hamparan lahan yang luas.

Dalam program itu masyarakat dilihatkan, bahwa hanya dengan enam ekor sapi yang dipelihara tanpa harus "mengangon", telah menghasilkan uang berlimpah. Kotoran padat dapat diolah menjadi biogas yang mencukupi kebutuhan energi rumah tangga mandiri.

Selanjutnya untuk urine enam sapi tersebut, juga menghasilkan 500 hingga seribu liter yang dapat diolah menjadi pupuk berkualitas biourine. Biourine dapat dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per liter sehingga mendatangkan pemasukan bagi keluarga mandiri lebih dari Rp6 juta setiap bulannya.

Hanya dari enam ekor sapi tersebut, juga menghasilkan pupuk berat yang baik bagi tanaman dan dapat dijual dengan harga Rp1.000 per kilogram dengan hasil rata-rata lebih satu ton setiap bulannya.

Sapi-sapi betina itu, kemudian juga akan dikawinkan baik secara alamiah maupun kawin suntik hingga setiap tahunnya menghasilkan enam ekor anak. Jika tiga tahun saja, maka sudah menghasilkan 18 ekor yang tentunya dapat dijual dengan harga bersaing.

"Bayangkan jika satu ekor sapi saja seharga Rp12 juta, dikalikan 18 ekor. Maka seluruh masyarakat di Kampar akan mampu untuk menunaikan haji seperti yang diwajibkan bagi mereka yang mampu," kata Jefry.

Selain sapi, di atas lahan hanya seribu meter persegi itu masyarakat juga diajarkan untuk memelihara ratusan ayam petelur dalam satu kandang. Potensi penghasilan telurnya mencapai 50-65 butir per bulan yang dapat dijual dengan harga Rp1.000 hingga Rp2.000 per butir.

Ayam-ayam tersebut juga akan dikawinkan dengan ayam jago bangkok sehingga telur yang dihasilkan akan dapat ditetaskan. Kemudian anak-anak ayam tersebut dibesarkan hingga berumur 40 hari dan dijual dengan harga menjanjikan.

Selain itu, di atas lahan hanya seribu meter persegi, masyarakat juga diajarkan untuk memelihara ikan lele dalam kolam yang sederhana dan menanam berbagai jenis sayuran termasuk cabai dan bawang merah, serta jamur. Diperkirakan hasil yang akan didapat untuk satu keluarga mandiri itu maksimal mencapai Rp25 juta per bulan. (rls)