RENGAT, GORIAU.COM - Setelah berada pada level tertinggi beberapa waktu terakhir, kini harga getah karet di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) merosot tajam hingga Rp5 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat seluruh petani karet menjerit.

Sebelumnya, harga getah karet di Inhu merangkak naik dari harga Rp5.500 hingga Rp7 ribu per kilogram. Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama, harga getah karet ternyata jatuh dan merosot tajam.

"Dua minggu lalu, harga getah karet di Inhu sempat naik dari Rp 5.500 per Kg menjadi Rp 7.500 per Kg. Hal ini sempat membuat kami sebagai petani karet sedikit lega. Namun kondisi itu tidak berjalan lama," ujar salah seorang petani karet, Rudianto (37), warga Kecamatan Rengat Barat, Minggu (9/11/2014) di Pematang Reba, Rengat, Inhu.

Disebutkan Rudianto, saat ini harga karet kembali merosot drastis, yakni Rp 5000 per Kg. Hal ini tentu membuat petani kelabakan. Sebab, sumber penghasilan petani karet semata-mata dari hasil getah tersebut.

"Dengan kondisi ini, kami selaku petani karet merasa sangat terjepit, karena sumber mata pencaharian satu-satunya yang kami miliki tidak lagi bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga," ujarnya.

Parahnya lagi, tambah Rudianto, jika nantinya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jadi naik, sementara harga karet masih merosot, maka tamatlah riwayat petani karet. Karna harga bahan pokok tentunya akan ikut naik bersamaan dengan kenaikan BBM tersebut.

"Jangankan harga BBM tersebut benar-benar naik, baru isunya saja telah berdampak pada kenaikan harga bahan pokok. Dan saat ini harga bahan pokok berbanding terbalik dengan harga getah karet. Satu kilogram getah karet sudah tidak bisa untuk membeli satu kilogram beras," sambungnya.

"Dengan demikian, sebagai petani karet, saya berharap agar pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat untuk dapat membela nasip rakyat kecil, terutama para petani karet. Agar penderitaan yang kami sarakan saat ini bisa berakhir," tugasnya.(jef)