RENGAT,GORIAU.COM - Harga komuditi sawit di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) kian anjlok. Saat ini harga jual Tandan Buah Segar (TBS) petani kepada pengumpul (toke) hanya berkisar Rp400 sampai Rp500 rupiah per kilogram. Hal ini membuat para petani menderita, bahkan berimbas kepada pendidikan anak-anak mereka.

"Sejak satu minggu ini, harga jual sawit merosot tajam, dari harga Rp500 per kilogram turun hingga Rp400 rupiah per kilogram, belum tahu besok atau lusa apa mangkin turun atau mulai beranjal naik", ujar Rusli (43) salah seorang petani sawit di Kurahan Pematang Reba, Sabtu (29/8/2015) malam tadi.

Rusli menyebutkan, jika harga sawit terus jatuh, maka kondisi petani termasuk dirinya kian memprihatinkan, ditambah saat ini semua harga bahan makanan dan lauk pauk terus naik.

"Saat ini kehidupan sudah berbanding terbalik, sawit yang merupakan mata pencaharian petani sudah tidak berharga lagi, namun sembako termasuk bahan makanan lainnya semangkin mahal. Sehingga saat ini untuk makan dan kebutuhan sehari-hari saja sudah susah", ujarnya.

Belum lagi untuk biaya anak sekolah. Jika dalam waktu satu bulan kedepan harga sawit terus seperti ini atau semangkin turun, maka banyak anak petani yang terancam putus sekolah karena sudah tidak ada biaya.

"Harga sawit murah, sementara harga sembako dan bahan makanan terus naik, ditambah biaya pendidikan juga mahal. Waduhhh, lengkaplah suda penderitaan kami sebagai petani", tuturnya.

Rusli menambahkan, sebagai petani dirinya hanya bisa berharap ada solusi dari pemerintah. Sehingga, penderitaan masyarakat terutama petani bisa terkurangi. "Saat ini saya hanya bisa pasrah dan berdoa semoga kondisi ini tidak berlangsung lama dan penderitaan ini bisa cepat berakhir", pungkasnya Rusli.(jef)