TEMBILAHAN, GORIAU.COM - Terkait aksi demo yang dilakukan mahasiswa dan alumni SMAN 1 Tembilahan beberapa hari lalu mendapat sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), dan untuk memperjelas permasalahan itu, seluruh pihak terkait dipanggil pada Senin (2/3/2015) sore.

Dalam Rapat Dengar Pendapat yang diahadiri Ketua DPRD Inhil, Ketua dan anggota Komisi IV, Asisten II Setdakab Inhil, Disdik, Plh dan Guru di SMAN 1 Tembilahan itu, Kadisdik Inhil, Helmi D mengatakan bahwa dalam aksi demo tersebut terdapat beberapa siswa yang ikut akibat pembiaran yang dilakukan oleh guru di SMAN 1 Tembilahan.

Mendengar pernyataan Kadisdik itu, Ketua Komisi IV DPRD Inhil, Adriyanto meminta Kadisdik menarik kembali kata-katanya, karena menurutnya tidak mungkin guru menjerumuskan muridnya sendiri.

''Kami minta bapak tarik kembali perkataan bapak, karena menurut kami tidak mungkin guru sengaja membiarkan anak-anaknya ikut demo. Apalagi demo itu terjadi diluar jam belajar,'' ujar Adriyanto.

Senada dengan apa yang disampaikan Adriyanto, Ketua DPRD Inhil, Dani M Nursalam juga mengatakan karena demo tersebut terjadi diluar jam belajar efektif, jadi tidak mungkin pihak guru yang disalahkan.

''Kecuali itu terjadinya di jam belajar, mungkin saja mereka ikut-ikutan demo karena liat rame-rame,'' sebut Dani.

Karena hal itu, akhirnya Kadisdik Inhil pun meminta maaf karena telah mengatakan guru SMAN 1 Tembilahan melakukan pembiaran kepada anak-anak didiknya.

''Hal itu saya katakan karena ada juga siswa yang ikut demo. Tapi karena saya salah, saya meminta maaf,'' ujar Helmi.

Sementara itu, kesimpulan dari RDP itu sendiri adalah, DPRD Inhil meminta Disdik mempertahankan keberadaan SMAN 1 Tembilahan, Kadis segera menunjuk Kepala Sekolah definitive dan segera memindahkan SMAN 2 Tembilahan ke gedung yang berada di Jalan Tanjung Harapan Tembilahan.(ayu)