PEKANBARU, GORIAU.COM - Seorang warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B‎ Sialang Bungkuk, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, nyaris saja melarikan diri melalui terali jendela yang sebelumnya sudah digergaji. Aksinya ketahuan lantaran dibocorkan tahanan lain yang berada sekamar dengannya.


Buskarnain terpaksa dipindahkan ke sel isolasi dan tidak diperbolehkan menerima tamu, usai aksi membobol jeruji jendela angin sel yang dia lakukan, diketahui petugas Rutan. Perbuatan tersebut terungkap Minggu (30/8/2015) lusa lalu, setelah petugas menerima informasi dari warga binaan lainnya, kalau Buskarnain tengah merencanakan aksi melarikan diri.


‎"Setelah di cek, satu dari delapan terali sudah putus. Ia melakukannya dengan alat gergaji besi, yang diduga disusupkan oleh istri (Buskarnain,red) saat datang membesuknya, caranya dengan disimpan di dalam koran. Kita masih melakukan penyelidikan," sebut ‎Kepala Rutan Klas II B Sialang Bungkuk, Sugeng Darsono‎, Selasa (1/9/2015).


‎Buskarnain diduga sudah lama merencakan aksi kabur, bersama tujuh orang rekan satu selnya. Dia diketahui adalah warga binaan atas kasus narkotika. Disinyalir aksi itu ia lakukan lantaran takut mendapat vonis dan hukuman tinggi. Namun belum sempat lolos, aksinya malah diketahui petugas, yang sebelumnya mendapat info dari penghuni kamar yang sama dengan Buskarnain.


‎Seluruh tahanan yang terlibat dalam upaya melarikan diri bersama Buskarnain diketahui sama-sama tersandung kasus narkotika. Namun dalam upaya tersebut, Buskarnain yang merupakan tahan Polres Pelalawan tersebut diduga adalah otak dan perencana. "Mereka menggergaji terali angin pada Minggu malam secara bergantian sampai subuh. Terkait itu, kita sudah lakukan penggeledahan menyeluruh kesetiap kamar," tegas Sugeng.


‎Pihaknya, sambung Sugeng, juga telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk melacak keberadaan sang istri yang diduga turut membantu meloloskan gergaji tersebut. "Kita hampir saja kecolongan. Mereka (tahanan) bisa mempelajari kekurangan petugas lalu memanfaatkannya.‎ Di sini (Rutan) ada 22 titik rawan, sementara petugas jaga hanya 25 orang. Idealnya setiap pintu sel tahanan dijaga petugas," katanya. (Had)