PEKANBARU, GORIAU.COM - Meski sudah 3 hari ditangkap, pelaku perampokan toko emas di Pekanbaru Baharun alias Nanang Baung alias Mustharadi (40) warga Desa Srijabo Ogan Ilir, yang diamankan Polda Sumatera Selatan, belum juga sampai di Pekanbaru.

Saat ini Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pekanbaru melakukan koordinasi dengan pihak Polda Sumsel, terkait penangkapan tersangka perampokan toko emas Mulia di Jalan Sudirman beberapa waktu lalu itu, apakah tersangka diserahkan atau dijemput oleh Polresta Pekanbaru.

''Coba tanya saja Kasat Reskrim, terkait penangkapan seorang tersangka perampokan yang dilakukan Polda Sumsel. Kita juga belum tahu apakah tersangka nanti diserahkan ke Pekanbaru atau bagaimana, " ujar Kapolresta melalui telepon selulernya Ahad (23/11/2014) siang.

Seperti diketahui perampok emas lintas provinsi berhasil dibekuk jajaran Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sumsel, Kamis dinihari (20/11) lalu. Tersangkanya, Baharun bin Abdullah alias Nanang Baung alias Mustharadi (40), warga Desa Srijabo, Ogan Ilir (OI).

Dia salah seorang dari empat perampok bersenpi yang beraksi di toko emas Mulia, Jl Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Riau, 20 April 2014. Tersangka Baharun dibekuk di rumah saudaranya, Sarwani alias Warni, di Desa Srijabo, Kamis dinihari (20/11), pukul 02.00 WIB. Karena melakukan perlawanan dengan senpi colt rakitan, polisi terpaksa melumpuhkan betisnya dengan dua butir timah panas.

Polisi mengamankan sepucuk senpi dengan 13 amunisi serta mobil kijang Innova yang diduga hasil dari perampokan. Dalam pemeriksaannya di Mapolda Sumsel, Baharun mengakui bersama tiga rekannya, Kodok alias Edi Padang, Leo alias Roni dan Wak Muris alias Moris merampok toko emas Mulia di Pekanbaru. Mereka berhasil membawa kabur 6 kg emas. 

Sementara otak perampokan adalah Moris, yang tewas tertembak saat penyergapan jajaran Polda Riau beberapa waktu lalu. Sedangkan dua tersangka lain, Kadok dan Leo kini mendekam di rumah tahanan negara (Rutan) di Riau. Tersangka juga mengatakan Moris tak hanya otak perencana perampokan, tapi juga yang menyiapkan semuanya, termasuk senpi. Dia bersama Kadok dan Leo hanya sebagai eksekutor.

Tersangka mengakui telah tiga kali melakukan aksinya, pertama merampok di Jambi (2002), lalu di Pangkal Pinang (Babel) pada 2008. Usai perampokan di Riau, Baharun kabur dengan mobilnya ke wilayah Sumsel.

Ia menginap di rumah Sarwani alias Warni di Ogan Ilir. Kata tersangka, dia dahulu punya dua istri, satu di Jambi dan satunya lagi di Tangerang. Tapi semuanya sudah dicerainya.

Tersangka membantah pernah merampok di Sumsel. Dia menegaskan tidak tahu menahu seputar perampokan toko emas di Palembang. 

Soal senpi dan amunisi yang disita darinya, Baharun mengaku awalnya ada 15 butir amunisi. Dua amunisi telah diletuskannya saat merampok di Pekanbaru, untuk menakuti korban. (adt)