PEKANBARU - Walau sudah beberapa kali terungkap, nyatanya dugaan bisnis esek-esek di tempat hiburan SCH, Jalan Siak II Pekanbaru, Riau ternyata belum hilang. Bahkan Rabu (25/5/2016) kemarin, Polresta Pekanbaru mengamankan seorang mucikari berinisial D yang disebut-sebut punya 'wanita asuh' lebih dari 30 orang.

D pun digiring ke kantor polisi hari itu juga untuk diproses. Selain pria berumur 23 tahun tersebut, aparat berwajib juga membawa dua orang wanita yang diduga kuat dipekerjakan sebagai pemuas nafsu tamu. "Status kedua wanita ini saksi atas dugaan korban human trafficking," jawab Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Ady Wibowo.

Saat digerebek, D tengah bekerja di kasir. Sedangkan dua wanita itu di dalam kamar bersama tamu yang membookingnya. Pas pintu dibuka didapati lah mereka sedang asyik 'melayani' pria hidung belang. "Kita dapati alat kontrasepsi dan pelumas, handuk, kuitansi dan nota. Semuanya kita sita sebagai barang bukti. Ada uang Rp600 ribu juga," lanjutnya.

Pendalaman polisi, kegiatan esek-esek tersebut tidak hanya beroperasi saat malam, melainkan kapan saja tergantung pelanggan/tamu. Ini kian mudah lantaran para wanita tersebut punya mess di dalam area tempat hiburan SCH. "Messnya juga di sana. Kita duga lebih dari 30 orang ceweknya, sebagian dari luar kota dan Pekanbaru," beber Ady.

Masih terkait ini, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto menjelaskan bahwa pihaknya masih menelusuri sekaligus mencari siapa aktor intelektual dalam perkara dugann human trafficking tersebut. "Sejauh ini baru dua saksi, jika dibutuhkan kita akan mintai keterangan wanita-wanita tersebut. Bisa jadi korbannya banyak," tergasnya.

"Tarif mereka berkisar Rp300, itu include semua, mulai dari layanan yang itu ya (seks) hingga pelayanan lainnya seperti kamar, handuk dan alat kontrasepsi. Kita juga temukan foto-foto wanita yang dipajang serta pin yang digunakan untuk mempermudah tamu dalam memilih (wanita) nya," singkat Kompol Bimo. ***