ACEH SELATAN – Dihadapan lebih kurang 7.000 pengunjung, putra mubalig kondang almarhum Kyai Haji Zainuddin Muhammad Zein mengaku cemas dengan dahsyatnya budaya asing masuk ke Indonesia. Moderenisasi ala kebaratan akan mengikis kebudayaan bangsa ini hingga ulama tidak dihargai.

Pernyataan bernada himbauan tersebut disampaikan Ustad Fikri Haikal MZ dihadapan lautan masa, saat mengisi ceramah Isra Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW 1437 di lapangan bolakaki Habib Mustafa, Gampong Meuligo, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan Rabu malam (4/5/2016).

“Saya cemas dengan dahsyatnya budaya asing masuk ke pelosok Indonesia. Pondasi kebudayaan kita akan tergerus hingga rapuh. Bahaya kemajuan teknologi membuat anak bangsa terinspirasi hingga ulama nyaris tidak dihargai,” Ustad Fikri Haikal. Buktinya, tambah putra almarhum dai sejuta umat ini, Jakarta sebagai tempat gudangnya ulama tetapi kemaksiatan dan kejahatan merajalela. Ironisnya, masyarakat lebih menghargai artis ketimbang ulama. Faktor ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan agama Islam. Satu jam artis bergoyang, dinilainya mencapai ratusan juta. “Mengantisipati hal tersebut, mari kita mendekatkan diri ke masjid-masjid, beribadah dan beramal. Bekali anak-anak kita dengan ilmu agama. Singkirkan perbedaan dengan merajut kekompakan dan persatuan agar bangsa ini selamat dunia dan akirat. Tanpa ulama dan iman, aliran keblinger akan menyusup untuk merobek ajaran islam,” ajak putra sulung KH Zainuddin MZ seraya mengakui datang ke Aceh Selatan ditemani istri dan dua putranya. Sebenarnya, aku suami Via Suzanna, masyarakat Aceh Selatan khususnya, usmat islam di seluruh dunia pada umumnya sangat berhutang budi kepada ulama. Berkat ulama masyarakat pandai mengaji dan memahami ilmu agama. Ulama memerangi kebathilan, kemaksiatan dan mendidik umat ke arah yang benar dunia dan akhirat. Semoga masyarakat Aceh Selatan kelak menjadi penghuni Syurga. (rad)