PEKANBARU - Ratusan prajurit handal dari Batalyon Komando (Yonko) 462 Pasukan Khas (Paskhas) AU Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru-Riau, menggelar simulasi operasi terjun tempur dan penyergapan malam hari, Kamis (4/2/2016).

Operasi tersebut, adalah serangkaian latihan penerjunan penyegaran statik dan free fall, yang melibatkan sekitar 110 orang prajurit serta atlit penerjun dari kalangan sipil. Zona pendaratannya (Dropping Zone), berlokasi di Lapangan Torganda, Desa Baru Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

"Terjun tempur (statik) dan free fall ini punya tingkat kesulitan yang jauh lebih besar jika dibanding latihan pagi tadi. Jarak pandang terbatas dan peluang terjadinya kecelakaan cukup besar," ungkap Danyonko 462 Paskhas, Letkol Pas Solihin kepada GoRiau.com.

Untuk itu, dibutuhkan kejelian dan ketelitian prajurit penerjun dalam melakukan latihan tersebut. "Dengan penerangan seminim mungkin, titik pendaratan harus tetap akurat. Ini butuh konsentrasi tinggi dan memang sulit. Ini sangat jarang di latihankan dan pengalamannya sangat berharga," katanya.

Lalu seberapa efektif penerjunan malam saat menggelar sebuah misi atau operasi? "terjun tempur malam punya daya sergap luar biasa dalam satu misi. Pergerakannya tak terlihat, dan setelah mendarat langsung bergerak diam-diam menuju titik vital target," beber Solihin.

Terpisah, Asops Korpaskhas Letkol Pas Roy Bait yang sempat diwawancarai GoRiau.com mengatakan, kalau latihan tersebut merupakan program yang rutin dilaksanakan oleh para prajurit Paskhasau terlatih di seluruh Indonesia.

"Dengan latihan ini kita ingin melihat bagaimana kondisi kesiapan para prajurit kita, sehingga apabila nanti dibutuhkan untuk melaksanakan penerjunan, mereka akan selalu siap sedia, tak hanya di pagi hari, namun prajurit ini juga siap terjun di malam hari," sebut Roy Bait.

Untuk terjun kategori statik (terjun tempur), prajurit akan diterbangkan hingga ketinggian 1.200 feet, sementara untuk kategori free fall, jauh lebih tinggi lagi, yakni sekitar 8.000 feet. "Mereka ini terlatih dan tidak ada rasa takut demi tugas," tutupnya.

Usai Magrib, ratusan prajurit ini langsung dilepas dari Baseops Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, dengan menggunakan pesawat Hercules. Mereka dibawa terbang sesuai ketinggiannya, lalu melakukan penerjunan di Siak Hulu. ***