PEKANBARU - Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, MT telah mencanangkan program literasi sekolah. Ini berlaku untuk semua sekolah di wilayah Pekanbaru. Program ini salah jawaban bagi Pemko untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia.

Menurut Walikota, Pekanbaru tidak memiliki sumber daya alam (SDA) yang memadai, maka dalam posisi ini SDM harus ditingkatkan demi mewujudkan Kota Pekanbaru menjadi Kota Metropolitan yang Madani.

Dikatakan, gerakan literasi sekolah dikembangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.

Saat ini minat baca bangsa Indonesia dibandingkan 65 negara yang disurvei oleh FISA, terbawah nomor dua. Itu artinya sangat minim minat baca di kalangan masyarakat khususnya tenaga didik.

"Saya harapkan Disdik, Badan Perpustakaan dan Arsip (BPA) dan pihak sekolah meningkatkan hubungan untuk mendorong minat baca anak-anak," katanya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/30012016/literasi2j-3903.jpgWalikota Pekanbaru Firdaus, MT foto bersama usai canangkan literasi sekolah.

Tenaga pendidik harus mensukseskan literasi yang sudah dicanangkan. Dalam literasi ini jelas Walikota, kata yang dipakai adalah 'penumbuh' karena kita hanya menumbuhkan, bukan menanamkan budi pekerti.

"Menumbuhkan budi pekerti, berbeda maknanya dengan menanamkan budi pekerti," ujarnya saat pencanangan Gerakan Literasi Sekolah, Senin (25/1/2016), di SMPN 12 Jalan H Guru Sulaiman Nomor 37 Pekanbaru.

Kata 'penumbuhan' yang dilakukan adalah memberikan ruang bagi tumbuhnya budi pekerti dari dalam diri si anak. "Kalau memanamkan berarti kita memasukkan dari luar diri si anak. Karena pada dasarnya anak-anak itu sudah memiliki modal dasar budi pekerti," lanjutnya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/30012016/leterasi3j-3902.jpgWako Firdaus, MT foto bersama Kadisdik dan Kepsek penerima Adiwiyata tingkat nasional.

Dalam jangka panjang, Gerakan Literasi Sekolah ini diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan literasi tinggi. Karena itu, ini dibantu dengan pembagian buku-buku yang pada dasarnya dapat menumbuhkan minat baca dan budi pekerti.

Buku yang dijadikan acuan terutama buku cerita atau dongeng lokal, buku-buku yang menginspirasi seperti biografi tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang berprestasi, buku-buku sejarah yang membentuk semangat kebangsaan atau cinta tanah air.

"Kegiatan literasi ini tidak hanya membaca, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali, dan seterusnya," ujar Dr Fridaus, MT.

Seperti diketahui, Pekanbaru, Riau termasuk salah satu percontohan Literasi Sekolah di Sumatera. (adv)