PANGKALANKERINCI - Sebanyak 18 desa yang tersebar di 3 Kabupaten di Provinsi Riau, ikut bergabung dalam program Fire Free Village atau Desa Bebas Api. Tiga kabupaten tersebut yakni, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Hal itu ditandai dengan acara penandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Desa Bebas Api 2016 bertempat di Hotel Unigraha, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, Rabu (29/6/2016).

Bulan Juli sampai Oktober diprediksi sebagai periode rawan akan terjadinya kebakaran. PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sebagai perusahaan pioner program pengendalian api bersama seluruh pihak bergerak bersama mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Manajer Fire Free Village Program, Sailal Arimi menjelaskan bahwa Desa Bebas Api saat ini tidak hanya sebatas lima program yang telah dilakukan seperti pada tahun sebelumnya, namun kali ini, diperkenalkan program Fire Community Awareness (FAC).

"Kami memiliki program Desa Bebas Api dengan lima program yang telah dilakukan seperti tahun sebelumnya," ungkap Sailal, mengawali penjelasannya.

Lanjutnya, program tersebut yaitu penghargaan Desa yang tidak terjadi kebakaran (No Burn Village Award), Crew Leader, Bantuan Persiapan Lahan Pertanian Tanpa Bakar atau Agrikultur, Sosialisasi Dampak Membakar dan Pemantauan Kualitas Udara.

"Kami juga memperkenalkan program Fire Awareness Community (FAC), merupakan program sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya kebakaran sejak dini. Salah satunya dengan mengadakan sosialisasi di 50 sekolah di 50 desa," jelas Sailan.

Pada kesempatan sama, Camat Langgam, Kabupaten Pelalawan, menyampaikan bahwa penanggulangan karhutla telah menjadi tanggung jawab bersama.

"Kita sepakat, karhutla adalah musuh utama karena membuat kerugian pada lingkungan dan kesehatan," tegas Sugeng Wiharyadi.

Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kepulauan Meranti, Mamun Murot mengapresiasi program RAPP dalam menghadapi kebakaran lahan dan hutan.

Ia menyampaiak apresiasi setinggi tingginya kepada RAPP, menurutnya hampir 70 persen lahan yang ada di Kepulauan Meranti berupa gambut dan rentan kebakaran. "Berharap Program FAC dan Desa Bebas Api mampu mengantisipasi api sekaligus mendorong perusahaan lain ikut memiliki program serupa. Kami sudah melihat peran RAPP dan mudahan upayanya menjadi berkah bagi semua," ujar Murot.

Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pemadaman BPBD Siak, Irwan Priyatna, ia menyampaikan terimakasihnya atas program RAPP dan sekaligus mengajak masyarakat untuk membuka lahan tanpa membakar.

"Budaya membakar lahan memang menjadi masalah kita bersama karena cenderung murah. Melalui program Desa Bebas Api, permasalahan bakar lahan dapat dicapai solusinya," ungkapnya.

Diakhir acara Direktur PT RAPP menyampaikan, bahwa program Desa Bebas Api perlu dukungan dari berbagai pihak.

"Kami perlu dukungan dari seluruh pihak untuk dilaksanakan bersama sama dengan pemerintah, TNI, Polri dan masyarakat. Kita setuju bahwa kebakaran lahan merupakan musuh bersama. Dan kita perlu mengkombinasikan dan bersinergi dengan ide-ide dari masing-masing daerah untuk membuat program ini lebih baik lagi," terang Rudi Fajar.

Program Desa Bebas Api akan dimulai dari 1 juli 2016 dan akan berakhir pada 30 Oktober 2016. Program yang telah dilaksanakan sejak 2013 ini, merupakan sebagai salah satu upaya mewujudkan Zero Fire di wilayah Provinsi Riau.

Acara dihadiri oleh sejumlah Kepala Desa, Camat, Kadishut Kepulauan Meranti, perwakilan Polres Pelalawan dan Jajaran Polsek, Kapolres Siak, Kabid Pemadaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak, serta Manajemen PT RAPP.(***)