SIAK SRI INDRAPURA - Tidak stabilnya harga minyak mentah dunia mengguncang perekonomian Indonesia. Kabupaten Siak merupakan salahsatu daerah yang terimbas. Pasalnya, Dana Bagi Hasil (DBH) yang diterima Siak turut mengalami penurunan. Bahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Siak 2016 yang disahkan sebesar Rp2,5 triliun dipotong Rp500 miliar.

"DBH Siak tidak bisa lagi diandalkan. Kita memang harus kembangkan sektor lain. Kondisi anjloknya harga minyak menyebabkan rasionalisasi anggaran besar-besaran," ungkap Bupati Siak, Syamsuar kepada GoRiau.com, Kamis (11/2/2016) di Siak.

Kondisi nyata yang memprihatikan ini menurutnya harus dihadapi bersama-sama dengan saling mengefisiensikan anggaran. Agar tidak berlama-lama meratapi nasip, Bupati Siak itu pun mencontohkan negara kaya seperti halnya Arab Saudi yang juga terimbas anjloknya CPO. Sehingga dapat dipahami bahwa ekonomi global memang sedang bermasalah, dan tidak hanya mendera Siak saja.

"Negara Arab Saudi yang kaya raya saja terganggu perekonomiannya, listrik dan air yang awalnya bersubsidi mulai berbayar. Cobaan berat bagi perekonomian global bukan Siak saja. Siak harus bangkit dari masalah ini," kata orang nomor satu di Siak tersebut.

Bukan hanya bangkit dari kondisi tersebut, Indonesia juga dihadapkan dengan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Agar tidak bergantung pada hasil minyak dan gas saja, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menggaungkan strategi untuk eksis disektor pariwisata berbasis budaya dan Kabupaten Siak menjadi salahsatu daerah yang dinilai sangat berpotensi dalam wisata cagar budaya.

"Sektor wisata Siak ini bisa terus kita kembangkan, bisa menjadi peluang tambahan pendapatan asli daerah. Siak tidak bisa bergantung pada migas saja. Tentunya kita harus saling bekerjasama melewati masa-masa sulit ini. Jangan saling menyalahkan," papar Syamsuar. ***