JAKARTA- Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mendorong agar kontribusi Wisata Bahari dalam PDB semakin signifikan. Negeri yang memiliki tiga per empat wilayah maritim, lalu kekayaan laut dan keindahan panorama yang tidak tertandingi.

"Karena itu, wisata bahari harus segera bangkit dan menjadi kekuatan Indonesia di masa depan," jelas Menpar Arief Yahya di Jakarta.

Karena itu, Arief Yahya pun melakukan serangkaian terobosan untuk percepatan pembangunan Wisata Bahari. Dia pun membagi menjadi tiga bidang, yakni coastal zone atau wisata bentang pantai. Lalu kedua, sea zone atau wisata di atas laut, dan bergerak dari satu pulau ke pulau lainnya.

Dan yang ketiga adalah underwater, atau diving (menyelam) dan snorkeling.Salah bentuk aktivitas sale-nya adalah menggelar Sales Mission Bahari di Singapura, 22 Juni 2016. Tujuannya adalah mempromosikan pariwisata Indonesia, paket-paket wisata bahari (selam/diving) di destinasi-destinasi dengan spot diving unggulan Indonesia, sekaligus upaya pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini sebesar 12 juta wisman.

Wisata selam di Indonesia tumbuh dalam lima tahun belakangan ini. Masuk dalam kawasan The Coral Triangle dengan kekayaan bawah laut terindah dan terlengkap menjadikan Indonesia target para diver dunia maupun domestik. Indonesia juga memiliki 55 destinasi diving dan lebih dari 1.500 dive spots tersebar dari Aceh sampai Papua dan jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Filipina.

Dunia juga mengakui Indonesia memiliki beberapa diving spot terbaik dunia, antara lain Raja Ampat, Pulau Komodo, Derawan, Togean, Wakatobi, Gili Air, dan Bunaken. Singapura bisa jadi pasar potensial bagi promosi paket-paket diving di banyak spot itu.

Mereka punya cukup minat terhadap model wisata ini, namun mereka tidak mempunyai pantai pasir putih dan laut sejernih Indonesia. Sekaligus memperkenalkan destinasi diving Indonesia yang belum banyak dikenal di Singapura. "Matching inilah yang akan menemukan solusinya," ujarnya.

Sales Mission Diving ini dilaksanakan di Mandarin Orchard Singapore Hotel pada 22 Juni 2016, dengan mengikutsertakan 15 sellers dari dari Indonesia. Mereka yang menjual paket diving di beberapa daerah seperti: Aceh, Jakarta, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat. Para sellers itu diberikan kesempatan untuk mempresentasikan produk wisata bawah laut unggulan mereka di hadapan 40 buyers dari asosiasi diving, komunitas divers dan media Singapura. Dalam memilih 40 buyers itu, Kemenpar bekerjasama dengan SCUBA & Perkumpulan Usaha Wisata Bawah Laut Indonesia, KBRI di Singapura, serta VITO.

Acara didahului dengan update product presentation dari narasumber SCUBA & Perkumpulan Usaha Wisata Bawah Laut Indonesia dan Garuda Indonesia. Mereka presentasi tentang konektivitas dari Singapura ke spot-spot diving di Indonesia. Itu sangat penting, karena konektifitas masih menjadi kendala terbesar promosi diving Indonesia, terlebih lagi spot-spot diving tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Usai sesi presentasi, akan dilakukan interactive dialogue dengan para buyers untuk mendapatkan feedback, kendala, dan bisnis dengan mengirimkan divers dari Singapura ke destinasi diving di Indonesia.

Sales Mission Bahari di Singapura merupakan kegiatan series. Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada bulan Mei 2016, dan akan diselenggarakan pula di Malaysia pada bulan Juli 2016 dan Filipina pada bulan September 2016. (*/dnl)