PEKANBARU - Mantan Gubernur Riau HM. Rusli Zainal yang kini mendekam di tahanan Tipikor Lapas Kelas II A Pekanbaru tengah menghimpun jamaan puasa sunnah Senin-Kamis bagi kalangan narapidana. Dari niat semula untuk beribadah, kini kegiatan itu menjadi program Lapas dalam upaya merehabilitasi pengguna Narkoba.

Kegiatan Majelis Cinta Sedekah yang digerakkan Rusli bersama beberapa rekannya seperti Faisal Aswan, Toerichan Ansyari dan dr. Suyitno telah diikuti sedikitnya 300 Napi kasus Narkoba.

"Inilah kerja kami melalui kegiatan puasa sunnah dengan memberi sedekah kepada Napi yang ikut berpuasa. Salah satu program menyiapkan takjil untuk berbuka puasa," sampai Rusli Zainal.

Awalnya program ini hanya diikuti sekitar 17 orang. Namun ada rona kebahagiaan para Napi menikmati rasa kekeluargaan. Karena tidak semua Napi memiliki keluarga yang menjenguk dan mengantarkan makan setiap harinya. Semangat beribadah bagi kalangan Napi pun semakin tinggi.

"Sedekah ini dihimpun dari semua kalangan sedikit demi sedikit. Dana sedekah inilah dipergunakan untuk menyiapkan takjil berbuka dan makan sahur," lanjutnya.

Puasa Senin-Kamis, menurut Rusli Zainal, adalah bagian dari ibadah sunnah untuk menanamkan nilai-nilai kecintaan pada Tuhan, dan menjauhkan diri dari tindakan yang berdosa. Melalui puasa, juga mampu menahan nafsu dan amarah.

"Mereka yang ada di sini mungkin salah, mungkin juga khilaf. Tapi ada harapan untuk berbuat baik. Kami melihat ada niat untuk berbuat baik tersebut. Karena itu kami ajak untuk melaksanakan ibadah," jelasnya.

Program Majelis Cinta Sedekah ini diapresiasi oleh Kepala Lapas Kelas II A Pekanbaru Dadi Mulyadi dengan melibat kegiatan sebagai gerakan rehabilitasi pengguna Narkoba.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena pemerintah hanya sanggup merehabilitasi Napi Narkoba ini sebanyak 60 orang. Melalui kegiatan ini paling tidak salah satu terapi berguna bagi pengguna Narkoba," kata Dadi Mulyadi.

Dilihat dari jumlah warga binaan Kelas II A Pekanbaru yang encapai 1.500 orang lebih, sebagian besar bermasalah dalam kasus Narkoba. Atau tercatat Napi kasus Narkoba sebanyak 1.016 orang. Dengan jumlah tersebut, tidak seluruhnya terjangkau dalam program rehabilitasi.

Menurut Dadi, melalui puasa bisa menghasilkan nilai positif karena menahan lapar sekaligus bertaqwa pada Tuhan. Program sedekah ini sifatnya hanya sukarela.

"Kami melihat program ini sedikit memberi pengaruh. Paling tidak dengan kegiatan ini jamaah masjid makin meningkat. Angka kekerasan penghuni Lapas juga menurun," tutupnya.***