KAMPAR - Warga sepanjang aliran sungai Kampar mulai cemas, menyusul dibukanya pintu air PLTA Koto Panjang. Pelepasan air dilakukan karena debit air di waduk sudah mencapai ketinggian maksimal.

Pengalaman banjir yang merendam pada 6 Januari 2016 lalu akibat air sungai meluap, membuat Arlis, warga yang berada di Desa Palung, Kecamatan Tambang, Kampar mulai waspada.

"Sekarang air sudah mulai naik, walau tak sebesar kemarin. Dengan hujan yang turun terus menerus selama tiga hari ini, kami merasa cemas," sampai Arlis.

Kerisauan yang sama juga diungkapkan Ely, warga Desa Pulau Permai, Tambang. Ia mengaku sudah mengetahui adanya pelepasan air oleh pihak PLTA Kotopanjang, karena di kawasan Desa Pangkalan, Sumatera Barat mulai terendam.

"Kami sudah dapat info tadi pagi, mudah-mudahan air tidak naik seperti kemarin. Kami harus selalu waspada," sampai Ely.

Dari informasi didapatkan GoRiau.com, akibat pelepasan air waduk PLTA Kotopanjang, saat ini beberapa kawasan mulai terendam. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Koto Kampar Hulu. Sebanyak 84 rumah warga sudah terendam.

Bahkan jalan Riau-Sumbar putus akibat banjir menutup jalan setinggi 1,5 meter tepatnya di Nagari Gunung Malintang, Nagari Pangkalan dan Nagari Malintang.

Kepala BPBD Kabupaten Kampar Santoso mengatakan, banjir kali ini diperkirakan lebih besar dari sebelumnya, untuk itu diimbau kepada masyarakat yang berada di sepanjang aliran sungai Kampar agar waspada.

Untuk mengantisipasi banjir ini pihak BPBD Kabupaten Kampar terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dan mengirimkan bantuan kepada masyarakat yang terkena banjir.

Pihak PLTA terpaksa membuka lima pintu Spill Way karena tingginya curah hujan yang terjadi. Meski demikian, pantauan lalu lintas di Jalan Bangkinang menuju Kota Pekanbaru saat ini masih lencar meski volume kendaraan meningkat. Kondisi ini juga berkaitan dengan suasana libur Tahun Baru Imlek 2016. ***