SELATPANJANG - Mulai, Minggu (14/2/2016) tidak akan lagi ditemukan ribuan orang berbasah-basahan di jalanan Selatpanjang Kota, Kepulauan Meranti, Riau. Pasalnya, perang air atau Cian Cui dalam rangka Imlek di Kota Sagu telahpun usai, Sabtu (13/2/2016).

Perang air ini sebelumnya dimulai sejak Imlek 2567 tiba, yaitu Tanggal 8 Februari 2016. Selama enam hari sejak tanggal 8 itu, ribuan warga mengikuti festival perang air sambil berkeliling Kota Selatpanjang menggunakan kendaraan roda dua, dan becak.

Perang air ini pula, mampu menarik minat turis atau warga dari beberapa daerah di Indonesia, untuk datang ke Selatpanjang. Sebab, hanya di Selatpanjanglah ada perayaan Imlek yang dianggap sangat unik. Perang air ini tidak hanya diikuti warga Tionghoa, tetapi warga pribumi pun bersama ikut dalam kemeriahan yang hanya terjadi setahun sekali di Kota Sagu.

Pantauan GoRiau di Selatpanjang, semua penginapan sudah terbooking sejak beberapa bulan sebelum Imlek. Salah satu alasan penyebab cepatnya terbooking kamar hotel adalah banyaknya warga yang datang ke Selatpanjang, ingin merayakaan Imlek dan mengikuti perang air selama enam hari itu.

Mereka ada dari daerah se Indonesia, ada juga dari luar negeri seperti Malaysia, Singapore, dan beberapa negara bagian barat.

"Perayaan Imlek di Selatpanjang unik. Saya sudah berkali-kali datang ke Selatpanjang untuk merayakan Imlek dan perang air di sini," kata Hartono yang saat ini ditemui bersama keluarganya di Kelenteng Sejahtera Sakt Selatpanjang.

Warga Tionghoa lain yang datang ke Selatpanjang mengaku aman selama berada di Kepulauan Meranti. Sebab, selain Pemerintah Daerah Kepulauan Meranti beserta masyarakat sangat tinggi toleransinya, keberadaan polisi juga mampu memberikan rasa aman bagi pendatang di Selatpanjang. "Aman sekali di Selatpanjang. Kami suka merayakan Imlek di sini," kata beberapa tamu Kota Sagu yang ditemui GoRiau. ***