PEKANBARU - Belakangan ini petani di Riau mengeluhkan rendahkan harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Mungkin bloleh mencoba beralih ke komoditi kurma. Meski terbilang musiman, panen kurma bisa untung hingga Rp35 juta perpohon. Penasaran?

Kiat ini akan dikupas pakar dalam seminar dan workshop yang digelar Indonesian Date Palm Association (IDPA) Provinsi Riau, Sabtu (4/6/2016) di Hotel Pangeran Pekanbaru.

Kegiatan perdana budidaya kurma di daerah tropis ini menghadirkan pembicara penggiat kurma dari Indonesia, Ir Muhaimin Iqbal, Syaiful Ichsan dan petani kurma yang sukses di Thailand, Anucha Bonlue. Spesial guest speaker akan menghadirkan penggiat kurma Provinsi Riau, Dr H Mustafa Umar, MA.

Panitia acara Alwi Rahmatullah mengatakan, prospek berkebun kurma di Indonesia sangat terbuka luas. Bahkan menurutnya secara ekonomi penghasilannya bisa berkali-kali lipat dari pada hasil sawit.

"Nilai ekonominya satu batang pohon sama hasilnya dengan satu hektar sawit," ungkap mahasiswa semester akhir Fakultas Pertanian UIR ini.

Alwi mengatakan, satu pohon kurma sama dengan satu hektar sawit adalah rata-rata hasil per pohon kurma tropis yang sudah berbuah di Thailand lebih kurang 100 kg.

Untuk pasaran Indonesia dan Thailand harga per kg kurma saat ini mencapai Rp 350.000/kg. Jadi, jika dikalikan satu kali musim panen satu pohon bisa menghasilkan Rp35 juta.

Melalui seminar dan workshop budidaya kurma ini Alwi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk beralih kepada kurma. Hal ini dinilai tepat dalam menjawab tantangan di tengah tidak menentunya situasi perekonomian dewasa ini.

Untuk info dan pendaftaran silakan menghubungi panitia acara pada nomor HP 0853-7442-1234 (Alwi) dan 0811-6951-918. ***