PEKANBARU - Siti Nurmala, Mahasiswi dari Universitas Tanjung Pura, Kalimantan Barat yang masih berusia 20 tahun ini ternyata seorang wanita pemberani. Dibalik jilbab dan wajah imutnya, Siti merupakan seorang penerjun payung wanita yang handal.

Hal tersebut diketahui saat Siti Nurmala ikut serta terlibat dalam latihan penerjunan penyegaran statik dan free fall, yang digelar Batalyon Komando (Yonko) 462 Pasukan Khas (Paskhas) Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru-Riau, Kamis (4/2/2016) pagi tadi.

Saat di atas, tak sedikitpun terlihat perbedaan mencolok dari dirinya. Kemampuannya mengendalikan parasut juga bisa setara dengan rekan tandem yang lain. Namun ketika di darat, baru diketahui kalau dia adalah seorang wanita, bahkan menggunakan jilbab pula.

GoRiau.com sempat berbincang dengan Siti usai melakukan latihan ini. Dengan wajah ramah dan senyum manisnya, mahasiswi tersebut menguraikan pengalaman selama ikut penerjunan. "Saya sipil mas bukan TNI," jawabnya sebagai pembuka obrolan.

Mahasiswi yang akrab disapa Siti ini mengatakan, ia sengaja datang ke Pekanbaru-Riau untuk ikut latihan, khususnya dalam kategori Free Fall. "Sama teman-teman lainnya dari Kalbar, cewek juga. Sekalian latihan terjun buat nambah jam terbang," katanya.

Kegiatan ini (terjun payung, red,) ternyata belum lama ia lakoni. Sebelum ikut terjun bersama rekan lainnya, Siti terlebih dahulu dididik selama lebih kurang lima bulan. Barulah pada Mei 2015 lalu, Siti akhirnya melakukan penerjunan perdananya.

"Saya ingat, itu bulan lima lalu terjun perdana di Bandung. Awalnya nggak takut karena saya penasaran, gimana seh rasanya terjun payung dari ketinggian," kisah Siti Nurmala. "Modalnya ya banyak latihan dan keberanian aja," bebernya lagi.

Dari penerjunan perdana itulah Siti kemudian kian tertarik, hingga sekarang, Siti sudah mengantongi 50 jam terbang sebagai atlit terjun payung. "Justru rasa takut itu muncul saat penerjunan kedua dan ketiga. Itu rasanya deg-degan," kisahnya.

Tapi semua itu seakan sirna, saat dia berhasil mendarat dengan selamat. Lalu pada penerjunan berikutnya, Siti kian terdorong untuk mencoba dan mencoba lagi. "Lagian kan saat terjun kami didampingi pelatih, jadi rasanya aman gitu," kata Siti sambil mengemas parasutnya.

Siti juga memastikan, bahwa selama ini dia tak perlu mengeluarkan uang untuk mendalami hobi-nya tersebut. "Saya dibiayai oleh universitas. Alat-alatnya juga. Terus kalau ke luar kota juga didanai semua. Jadi nggak khawatir lagi," jawabnya sambil tersenyum.

Selain Siti, ternyata ada beberapa wanita lain yang ikut dalam latihan penerjunan tersebut. Sesuai hitungan, latihan pagi tadi mengikutsertakan 10 orang wanita, dimana lima diantaranya warga sipil dan lainnya adalah Wara (Wanita Angkatan Udara, red).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, ratusan prajurit Batalyon Komando (Yonko) 462 Pasukan Khas (Paskhas) AU Lanud Roesmin Nurjadin melaksanakan latihan penerjunan penyegaran statik dan free fall, di Siak Hulu Kabupaten Kampar.

Pada latihan ini, ada dua kategori yang penerjunan yang dilaksanakan, yakni terjun statik (terjun tempur) dengan ketinggian sekitar 1.300 feet, dan penerjunan free fall (atlit) dengan lokasi lompatan setinggi 8.000 feet. Selain pagi hari, kegiatan tersebut juga rencananya akan dilaksanakan malam nanti, di lokasi yang sama. ***