JAKARTA- Saat berada di lapangan bersama ratusan mahasiswa se-Kalimantan Tengah di Palangkaraya, yang sedang mengikuti Outbond 4 Pilar MPR, anggota MPR dari Fraksi PKB, M Lukman Edy, mengatakan sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika melalui outbond merupakan salah satu metoda MPR untuk melakukan internalisasi nilai-nilai kebangsaan, Minggu (29/05/2016).

MPR menganggap mahasiswa adalah komponen penting bangsa bahkan MPR mengakui bahwa mahasiswa berperan banyak dalam momentum perubahan kebangsaan.

"Tapi allhamdulillah kita masih melihat beberapa perubahan momentum kebangsaan yang dipelopori mahasiswa masih di dalam koridor nilai kebangsaan Pancasila dan UUD NRI tahun 1945," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, godaan untuk melakukan perubahan yang revolusioner di tahun 1998 dengan keinginan mengganti konstitusi dan ideologi bangsa, ditolak oleh mahasiswa. Sebagaian kecil mahasiwa yang revolusioner ditolak oleh sebagaian besar mahasiswa Indonesia yang masih cinta dan setia kepada NKRI.

Dipaparkan oleh pria asal Riau itu, adanya upaya untuk merongrong ideologi kebangsaan perlu diantisipasi sejak awal. Oleh sebab itu internalisasi nilai-nilai kebangsaan seperti lewat outbond ini perlu dilakukan secara masif di kalangan mahasiswa."Ini kegiatan penting dilaksanakan," ujarnya.

Disebut metode outbond digunakan karena setelah berbagai metoda digunakan, misalnya seminar, FGD, dan TOT, ternyata yang paling menarik dan disenangi oleh mahasiswa adalah metoda outbond. 

Outbond semacam ini juga diberikan untuk kalangan lain seperti jambore di Pramuka dan bela negara di Menwa. "Outbond merupakan metode paling menarik dari hasil survei," ungkap alumni Universitas Brawijaya itu.

Meski demikian diakuinya, mungkin secara subtansial tidak mendalam dibanding dengan seminar, FGD, dan TOT tetapi pemaknaan nilai-nilai kebangsaan, membangun kebersaaman, lebih kental lewat metode outbond.

Dikatakan, target utama MPR selepas kegiatan outbond, peserta bisa menularkan pemahaman nilai kebangsaan kepada teman-temannya. "begitu selesai mengikuti outbond mereka diharapkan membentuk komunitas dan diharapkan menularkan virus positif pada yang lain," harapnya. 

Masih menurutnya, selain membentuk komunitas, yang paling praktis bagi peserta untuk bisa menebarkan virus positif adalah melalui sosmed.

Mekanismes sosial media ini yang harus ditata oleh nahasiswa di Kalimantan Tengah. Alasan menggunakan sosmed karena kampanye lewat sosned paling efektif dibanding forum yang lain yang terlalu sulit untuk dilakukan oleh mahasiswa. ***