JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya optimis akan mampu menjadikan Danau Toba di Sumatera Utara menjadi tujuan wisatawan mancanegara. Beberapa fasilitas pun dibenahi termasuk mempermudah akses hubungan darat.

''Jalur dari Tebingtinggi ke Siantar akan kita perlebar. Siantar ke Parapat juga diperlebar. Parapat ke Sibolga juga diperlebar. Tujuannya, wisatawan bisa mencapai Toba dari Kualanamu hanya dalam waktu dua jam. 'Tahun ini memperbesar runway untuk Silangit juga dimulai. Dan jalan tol Medan ke Parapat selesai 2017,'' ungkapnya saat acara silaturahmi dengan warga Tapanuli di Jakarta, yang juga mengundang Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan dan Menko Perekonomian Darmin Nasution itu.

Pada acara yang digelar sehari sebelum malam Valentine Day, Sabtu (13/2/2016), Menpar Arief Yahya juga bicara tentang cinta. Kecintaannya terhadap pariwisata ditunjukan dengan keseriusan membangun wisata Indonesia dan salah satu destinasi prioritas, Danau Toba di Sumatera Utara.

''Jangan pernah ragukan cintaku pada Toba. Saya ingin membangun Danau Toba dengan cinta,'' ungkap Arief Yahya, Menpar dengan bahasa romantis.

Ungkapan itu tidak dia sampaikan dengan canda tawa. Betul-betul serius. Mimik dan ekspresi wajah Marketeer of The Year 2013 itu terlihat bahwa Arief Yahya tidak sedang bermain kata-kata kosong. ''Sudah menjadi komitmen Presiden Jokowi untuk mencetak 10 Bali baru di Indonesia, dan salah satunya Danau Toba,'' ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.

Jurus-jurus marketing pun sudah dia siapkan dengan baik. Misinya, menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata jempolan. Toba adalah satu dari 10 Prioritas Utama Destinasi nasional, selain Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra, Morotai Maltara.

Tentu, aku Arief, itu bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi, selama ini ada banyak tangan dan aturan dalam mengelola danau terbesar di Indonesia itu. Meski sulit, Menpar tetap optimistis. Di benaknya, Danau Toba harus ''wow''. Dan Wonderful Indonesia harus berkibar ke mana-mana bersama Toba. "Saya sudah lima kali ke sana, dan saya ingin Toba solid. Badan Otoritas yang akan kami bentuk adalah solusi paling tepat, paling konkret, dan bisa menata Toba lebih baik," ujarnya.

Jika masih tercerai berai dengan dikelola oleh tujuh kabupaten, itu tidak akan menuntaskan persoalan. Badan Otorita ini tugas utamanya adalah share infrastruktur, yang itu tidak mungkin dilakukan secara kompak oleh kabupaten yang ada di sana. Otoritas ini yang akan mengatur, membuat regulasi, yang di-benchmark dengan objek-objek serupa yang sudak sukses di luar negeri. Standarnya global, agar wisman dari negeri manapun bisa menikmati sama nyamannya dengan wisnus," kata dia.

Menpar menerangkan, hal tersebut untuk mencapai target wisatawan mancanegara (wisman) 12 juta kunjungan dengan devisa sekitar USD 12 miliar tahun 2016. Dan menembus 20 juta tahun 2019. Itu stimulus yang diberikan pemerintah selain bebas visa dan kemudahan kemudahan sandar kapal mewah.

''Pariwisata itu diharus diservice dan Danau Toba harus semakin disejahterahkan,'' ungkapnya.

Ambisi besar Menpar Arief Yahya tadi sangat mungkin terealisasi. Saat ini, pariwisata berada di nomor 4 sebagai penghasil devisa. Dengan action nyata, pria kelahiran Banyuwangi itu yakin pariwisata bisa menjadi penghasil devisa terbesar di 2019.

''Danau Toba harus tembus 1 juta wisatawan. Semua akan difokuskan hingga Kualanamu. Karenanya Danau Toba akan dikelola menjadi single destination multi manajemen,'' tegasnya.

Bagaimana dengan branding? Menpar Arief Yahya spontan menyebut melompat 100 peringkat mengalahkan Thailand dan Malaysia. ''Saya akan membuat Danau Toba mendunia. Ketika brand punya value tinggi, maka selling dan advertisingnya akan mudah,'' tutupnya. ***