SELATPANJANG - Ribuan warga rela jauh-jauh datang ke daerah terluar Indonesia, yaitu Selatpanjang Kepulauan Meranti, Riau, hanya untuk mengikuti perang air saat perayaan Imlek. Lalu apa tanggapan warga yang telah ke Selatpanjang dan mengikuti perang air?

Hartono, warga Pekanbaru, mengungkapkan hampir tiap tahun merayakan Imlek di Selatpanjang. Menurutnya, perayaan Imlek di tanah kelahiran orang tuanya itu sangat unik dan tidak ditemukan di daerah lain. Untuk itu, Ia selalu melewatkan perayaan Imlek di Kota Sagu.

"Anak saya sudah besar, saya bawa dia ke Selatpanjang. Kita suka ada perang airnya," kata Hartono.

"Selain itu, di Selatpanjang juga aman, warga dan polisinya baik," tambah laki-laki memiliki anak satu itu lagi.

Di tempat lain, Christin (30) yang mengaku dari Batam juga mengatakan perang air menjadi daya tarik bagi mereka untuk datang ke Selatpanjang. Hanya saja, Ia berharap kedepannya perang air lebih ditertibkan.

Sebab, menurut Chrisin, setelah Ia mengikuti perang air, selain seru juga terkadang menyakitkan. Dimana, plastik yang berisi air tak jarang dilemparkan kuat-kuat sehingga terasa sangat menyakitkan di badan. "Kalau bisa jangan ada plastik yang berisi air. Sebab, tak semua plastik tipis mudah pecah," ujar Christin.

Sebelumnya, GoRiau pernah mencoba berkeliling jalan yang dijadikan jalur untuk perang air. Memang terasa sakit ketika plastik berisi air dilemparkan oleh warga di kiri-kanan jalan. Selain itu, plastik bekas air ini juga membuat jalanan menjadi banyak sampah dan terlihat jorok pada malam hari. ***