JAKARTA- Evakuasi korban banjir yang tersulit menurut Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho, saat ini adalah wilayah Kabupaten Rokan Hulu Riau. Dimana proses evakuasi korban banjir di wilayah tersebut terhambat dengan akses yang cukup sulit dijangkau petugas.

"Kendalanya di Rokan Hulu itu aksesnya. Satu-satunya alat evakuasi harus menggunakan perahu, sementara lokasi banjir khususnya di pedalaman petugas kesulitan masuk," jelas Sutopo kepada GoRiau.com (GoNews Group) usai konfrensi pers penanganan musibah banjir dan longsor di Gedung BNPB Jakarta, Rabu (10/02/2016).

Proses evakuasi korban banjir di sejumlah wilayah di Rokan Hulu Riau, menurutnya sampai saat ini masih terus dilakukan oleh tim BPBD dan Pemkab Rohul. "Kendala yang dihadapi tim kita tersebut, menyebabkan proses evakuasi belum selesai sampai sekarang. Selain itu kendala lainya yang kita hadapi justru masyarakatnya sebagian menolak di evakuasi," tandasnya.

Kendala yang banyak dihadapi BPBD saat ini menurut Sutopo, adalah keterbatasan personel, peralatan, logistik dan pendanaan. Cuaca ekstrem yang tak menentu juga menghambat proses evakuasi.

Masih menurut Sutopo, BNPB maupun BPBD sebetulnya telah memprediksi datangnya banjir sejak November 2015. BNPB maupun BPBD di seluruh kabupaten/kota di Indonesia telah melakukan persiapan.

"Daerah-daerah yang terjadi banjir dan longsor sudah dipetakan, namun diluar dugaan kita, karena banjir kali ini begitu meluas ditiap daerah," tukasnya.

Banjir yang terjadi di kelurahan Rokan IV Koto, Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) sendiri menurutnya saat ini sudah mulai surut. Meski sudah surut, ratusan warga justru mulai terserang berbagai jenis penyakit.

"Kita sudah menerima laporan dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu melalui BPBD Riau dan Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Rohul, untuk mengantisipasi hal tersebut mereka bersama-sama dengan instansi terkait, sudah membuka posko pengobatan gratis untuk melayani warga Korban banjir," pungkasnya. ***