PEKANBARU - Direktorat Intelijen Kepolisian Daerah Riau mengindikasikan, ada beberapa target sasaran peredaran uang palsu alias Upal di Riau. Paling rawan adalah tempat penukaran uang non resmi yang kerap menjamur jelang lebaran, terutama dibeberapa ruas dan sudut jalan.

Demikian dikatakan Direktur Intelijen Polda Riau, Kombes Djati Wiyoto saat diwawancarai GoRiau.com, Rabu (29/6/2016) siang. "Tempat penukaran uang berpotensi (peredaran Upal), karena menyebar di mana-mana dan tidak legal, jadi tidak terawasi secara aturan," ucapnya.

Sebab, penukaran uang yang dilakukan perorangan tersebut bukan berasal dari bank (resmi). "Jadi bisa saja ada. Itu perlu diwaspadai dan diharapkan supaya masyarakat lebih teliti membedakannya. Seperti dengan cara 3D, dilihat, diraba dan diterawang," sambung Kombes Djati.

Selain di sana, potensi sasaran peredaran Upal lainnya adalah di pusat-pusat perbelanjaan serta di daerah-daerah (di luar perkotaan, red). "Pasti ada, setiap tahun cenderung begitu. Di Riau sudah kita deteksi dan sudah terungkap (kasusnya). Kalau diperkotaan, alat pendeteksi ada, jadi praktis," bebernya.

"Sementara di daerah-daerah, dengan kondisi masyarakatnya yang awam tentang Upal supaya lebih hati-hati, termasuk kelompok-kelompok masyarakat dipelosok. Tempat usaha kecil juga rawan. Memang prediksi kita, kemungkinan besar peredaran Upal di sana," imbuh Dir Intel.

Dia meyakinkan, sejauh ini tidak ada produksi uang palsu di Riau. Hanya saja, Riau jadi sasaran peredaranya. "Hasil penyelidikan kita tidak ada produksi Upal di sini, hanya peredarannya saja. untuk menekan transaksinya, masyarakat diminta supaya lebih teliti dan jeli," tutup Kombes Djati. ***