BALI- Pulau Dewata Bali makin kuat menjadi top of mind dan destinasi favourit bagi wisatawan asal Tiongkok. Hal itu dibenarkan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, ada 85 persen wisman asal Negeri Tembok Raksasa itu yang memilih Bali sebagai objek wisata pilihan.

Sisanya, 15 persen, tersebar ke Jakarta, Manado, Singkawang, Batam dan Jawa Tengah. "Tentu, ini terkait dengan 3 greaters yang sejak awal kita promosikan gencar di China," jelas Arief Yahya, Jumat (12/02/2016).

Sejak setahun lalu, Arief Yahya memang meluncurkan konsep 3 greater, yakni Great Bali, Great Jakarta dan Great Batam. Dipilihnya tiga lokasi tersebut, karena selama ini wisawatan mancanegara yang berkunjung di Indonesia, 40 persen ke Bali, 30 persen ke Jakarta dan 20 persen ke Batam-Bintan.

"Saya selalu memulai dari akhir. Selama ini 90 persen wisman itu masuk melalui tiga pintu utama itu, karena itu kita buat tiga greater tersebut,"papar peraih Marketeer of The Year 2013 dari MarkPlus itu.

Promosi pun disesuaikan dengan tiga destinasi tersebut. Begitu pun, originasinya, berdasarkan pada data kunjungan yang sudah ada. Lima besar originasi ada di Singapore, Malaysia, Tiongkok, Australia dan Jepang.

Dari lima besar itu, Tiongkok termasuk yang dinilai memiliki proyeksi paling besar, karena tahun 2014 saja, jumlah outbond, atau orang China yang bepergian ke luar negeri untuk wisata itu sudah lebih dari 100 juta orang.

China adalah pasar yang empuk bagi pariwisata di semua negera di muka bumi. Semua negara memotret China sebagai raksasa yang potensial di pariwisata, termasuk Indonesia. Berdasarkan data itulah promosi Wonderful Indonesia ke Tiongkok mendapat prioritas. "Karena itu, ketika saat ini wisatawan Tiongkok mulai membanjiri Indonesia, sudah bisa kita perkirakan sejak akhir tahun 2015," kata Menpar Arief Yahya.

Masih menurut. Hitungan Arief Yahya, kecenderungan orang tiongkok akan berlibur pada akhir tahun kemudian pada Tahun Baru Imlek bulan Februari, lalu bulan Mei ada Hari Buruh sedunia, Juni-Juni ada liburan anak-anak sekolah, bulan Oktober ada hari Kemerdekaan China, dan kembali di akhir tahun sampai dengan awal tahun.

Dia juga sudah mendapatkan data, bahwa orang China itu memutuskan untuk berlibur minimal satu bulan sebelumnya. "Jadi, dari skedul liburan dan waktu memutuskan berlibur itulah saat yang tepat untuk berpromosi dengan tepat," jelas dia.

Presiden Jokowi memang pernah bertemu dan berdialog dengan Presiden China Xi Jinping di Jakarta. Presiden ingin turis dari China 10 juta yang datang ke Indonesia. Seperti diketahui, Tahun Baru Imlek ini cukup terasa getarannya di Bali. Sedikitnya 70 ribu wisatawan asal Tiongkok mendatangi Indonesia.

Sementara Deputi Pemasaran Mancanegara I Gede Pitana menjelaskan Garuda Indonesia sebagai national flag carrier, juga mendapat 65 charter flight dari 11 kota di China.

"Memang yang paling siap, infrastruktur pariwisata dan sudah punya nama besar di pariwisata adalah Bali," kata I Gede Pitana yang didampingi Asisten Deputi (Asdep) Asia Pasifik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Vincensus Jamedu.

Selain Bali menurut I Gede, ada beberapa kota juga yang menjadi daya tarik wisatawan Tiongkok. Kota-kota yang dimaksud adalah, Jakarta, Manado, Singkawang, Jawa Tengah dan Batam, yang distribusinya setar 15 persen. "Kami juga menyambut sekitar 1.388 turis dengan perayaan khas Bali, semua itu dilakukan untuk menghormati dan memberi kesan yang baik pada mereka. Dan akan menjadi promosi dari mulut ke mulut yang baik ketika mereka kembali ke negaranya," tutur Pitana.

Yang paling menghebohkan menurut Pitana, adalah acara perayaan Tahun Baru Imlek di Bali. Acara tersebut juga menjadi bagian agenda penyambutan yang memukau banyak wisatawan. Menurut Pitana, Konsulat Jenderal Tiongkok Mr.Hu bahkan menyampaikan rasa harunya setelah mengikuti acara yang dihadiri sekitar 1.388 wisatawan Tiongkok.

"Mr.Hu meminta kami agar pemerintah Indonesia kembali mengadakan acara yang sama di Bali tahun depan. Mr Hu sangat terpukau dan terharu dengan acara itu," ujarnya.

Dirinya juga semakin yakin, dengan target kedatangan 20 juta wisman itu bisa dicapai di tahun 2019. "Tiongkok menjadi salah satu pasar potensial, selain Singapore, Malaysia, Australia, Jepang dan Korea," pungkasnya. rls