SELATPANJANG - Ketua Lembaga Kerukunan Antar Nelayan Pesisir, Aziz, meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, meninjau ulang wacana menjadikan pelabuhan nelayan sebagai tempat bongkar muat barang. Pasalnya, saat ini kondisi jembatan nelayan itu sangan memperihatinkan karena rusak parah.

Demikian disampaikan Aziz kepada GoRiau, Kamis (25/5/2016) malam. Kata Aziz, pelabuhan perikanan yang akan dijadikan tempat bongkar muat oleh Pemda Meranti kondisinya saat ini sudah sangat lapuk. Tiang-tiang batunya pun sudah banyak yang pecah.

Ditambah lagi, banyaknya aktivitas bongkar muat ikan dari kapal Tanjungbalai. Untuk satu pekan saja, tambah Aziz, bisa 4 atau 5 kali, itupun petugas pelabuhan sibuk mengaturnya. Ia tidak terbayang seperti sibuknya nanti di pelabuhan nelayan apabila dicampur adukkan dengan aktivitas lain seperti bongkar muat dari kapal lain.

Kata Aziz lagi, saat ini Pelindo sedang membangun ponton pelabuhan yang baru. Sehingga, dikhawatir tempat bertambat bot nelayan (yang selama ini numpang di lahan Pelindo, red) tak bisa lagi dilakukan. "Sedang untuk nelayan saja tidak memadai. Apalagi ditambah dengan persoalan kapal barang pula di sini," ujar Aziz lagi.

Terlebih, kata mantan anggota DPRD Kepulauan Meranti tahun 2009 itu, di pangkal jembatan nelayan ada Kantor Perikanan. Dikhawatirkan jika memang ada aktivitas bongkar muat barang, akan mengganggu pekerjaan pegawai maupun honorer Dinas Perikanan itu sendiri.

"Di pelabuhan nelayan kan ada kantor perikanan, kalau ada aktivitas bongkar muat pasti akan akan menimbulkan keributan. Entah itu suara motor pengangkut barang, suara material yang dibongkar atau suara lainnya," kata Aziz lagi.

"Menurut saya, untuk wacana itu perlu ditinjau ulang. Sedangkan untuk nelayan sekarang saja, pelabuhan itu belum memadai. Pelabuhan perikanan ini tidak layak, carilah tempat yang lain," harap Aziz. ***