PEKANBARU - Meski sudah dideadline Februari 2016 lalu agar mengganti armada penyeberangan Roro Dumai-Rupat, PT. Angkutan Sungai, Danau dan Perairan (ASDP) masih saja abai. Padahal armada tersebut dibutuhkan, terutama menjelang libur Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Riau Hardianto, SE mengatakan, hasil rapat yang dilakukan pihaknya dengan Dishub Riau, menyepakati penambahan armada Roro Dumai-Rupat. Dishub akan mengeluarkan izin operasional bagi KMP Tasik Gemilang untuk beroperasi mulai 1 Juni 2016.

"Ini hasil bersama antara kami dengan Dishub Riau, Dishub Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis, Komisi II DPRD Bengkalis dan KSOP Batu Panjang, kemarin. Tasik Gemilang adalah armada yang memiliki kapasitas besar," ujar Hardianto.

Sebelumnya, kata Hardianto, dalam pertemuan dengan Komisi D beberapa waktu lalu, PT. ASDP sudah menjanjikan penggantian dua armada yang dimiliki yakni KM Parai dan KM Kakap, karena dua kapal berbadan kecil ini tidak memadai bagi melayani penyeberangan Dumai-Rupat.

"Namun hingga batas Februari 2016 dalam perjanjian, ASDP tak kunjung menggantinya. Bahkan KM Parai saat ini rusak, sehingga pelayanan penyeberangan terganggu," sambungnya.

Untuk jangka panjang, kata politisi Gerindra ini, harus ada beberapa solusi yang dilakukan pihak ASDP terhadap keluhan masyarakat di daerah itu, agar pelayanan masyarakat dapat berjalan aman dan nyaman.

"Kami berpikir, slot operasional Roro Dumai-Rupat jangan terkesan ada monopoli ASDP, berikan saja kesempatan seluasnya operator lain juga untuk masuk," imbuh dia.

Riau ini negeri kaya, masyarakat Riau bukan masyarakat miskin. Karena itu pihaknya menginginkan agar masyarakat menikmati moda transportasi yang nyaman dan aman, terkhusus untuk Dumai-Rupat tersebut.

"Kedepan kami meminta Pemprov melalui Dishub Riau untuk memanggil kembali PT. ASDP, menuntut komitmen perusahaan agar bisa menyiapkan armada pengganti yang lebih besar, layak, nyaman serta aman untuk operasional perlintasan Dumai-Rupat," pungkas wakil rakyat Dapil Dumai, Bengkalis dan Kepulauan Meranti itu.***