JAKARTA - Ketua Pengprov PBSI DKI Jakara, Alex Tirta tidak pernah mau memperdebatkan keberadaan organisasi yang dipimpinnya. Bagi Alex, komitmen menjalankan program pembinaan secara berjenjang dan berkesinambungan jauh lebih penting. 

"Tak perlu lah diperdebatkan masalah organisasi yang saya pimpin. Intinya, saya itu mau bekerja untuk membangun olahraga bulutangkis Jakarta agar bisa menghasilkan prestasi di tingkat nasional dan internasional," katanya. 

Pemilik klub bulutangkis Exist ini memang telah menunjukkan komitmennya dengan menggeler Victor Exist Jakarta Open Junior International Championships 2016 dan kejurprov bulutangkis DKI Jakarta rutin. Bahkan, Pengprov PBSI DKI Jakarta juga telah melakukan kerja sama dengan Korean Badminton Association (Korea) dan dua klub bulutangkis terbesar Thailand yakni Bhantongyord dan Granular. Klub Bhantongyord telah melahirkan juara Indonesia Open 2015, Ratchanok Intanon dan pemain junior terbaik Thailand, Pattarasuda dan Kunlavuit. 

"Kerja sama dengan Korea dan Thailand ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pebulutangkis DKI Jakarta dengan menambah pengalaman bertanding pemain. Sebab, melalui kerjasama itu para pemain DKI Jakarta bisa melakulan training camp di Korea dan Thailand. Begitu juga sebaliknya, pemain Korea dan Thailand bisa menjalani training camp di klub Exist Jakarta," kata Alex sembari menyebut Jepang dan Malaysia.

 Ketika ditanyakan mengapa tidak digelar sekalian event yang melibatkan pemain kedua negara tersebut? "Ide menggelar event itu memang sudah datang dari Korea. Tapi, kita masih belum mewujudkannya karena hanya tiga negara. Kalau Jepang dan Malaysia sudah bergabung mungkin bisa dilakukan," jawabnya. 

Disinggung masalah target medali di PON Jawa Barat 2016, kata Alex Tirta, Tim Bulutangkis DKI Jakarta mengincar tiga medali emas. "Kita telah menyiapkan 16 atlet putra dan putri. Target tiga emas itu dari nomor perseorangan dan ganda," tukasnya.

Berbicara masalah pencurian umur, Alex menilai itu sangat penting diperhatikan karena akan berdampak terhadap prestasi bulutangkis Indonesia ke depan. "Saya pernah berbicara dengan PP PBSi untuk menjembatani pertemuan dengan klub-klub besar untuk mengatasi masalah pencurian umur. Tapi, hal itu belum terwujud," katanya. 

Menurut Alex, masalah pencurian umur itu bisa diatasi dengan adanya kerjasama dengan pihak kepolisian, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). "Kita bisa kok mengecek usia mereka sebenarnya melalui Kemendagri dan Kemendiknas," tandasnya. (***)