DURI - Naufal Murtadza dan Palita Rana Putinagari, siswa SMAS Cendana Duri, Mandau Kabupaten Bengkalis Riau dalam waktu dekat ini akan berangkat ke luar negeri mengikuti program pertukaran pelajar. Dijadwalkan bulan Agustus Naufal berangkat lebih dulu ke Rusia, sementara Palita menyusul berangkat pada September 2016 ke Italia.

Atas prestasinya bisa lulus di program AFS Intercultural, Naufal dan Palita saat ditemui Goriau.com di sekolahnya terlihat sudah tidak sabar menunggu hari-hari keberangkatan. Bahkan mereka mengaku sudah mempelajari bahasa negara tempat mereka akan belajar nantinya.

Naufal, putra dari pasangan Winarto dan Indyah Sri Nurhayati ini saat ini tengah duduk di bangku kelas XI IPA 1. Baginya, sebagai generasi muda sepantasnya peka terhadap perkembangan maupun perubahan di dunia dan segala perbedaannya.

"Saya ingat kata Bapak Ir. Soekarno yang isinya, Beri aku seribu orang akan kupindahkan semeru, beri 5 pemuda yang mencintai bangsanya, akan kuguncang dunia. Disinilah kita harusnya berperan aktif dalam mewujudkan negara dan dunia yang lebih baik. Inilah langkah yang saya dan teman saya ambil, yaitu dengan mengikuti program pertukaran pelajar," kata Naufal didampingi Palita.

Menurutnya, pertukaran pelajar merupakan wadah bagi pemuda lintas-negara untuk saling bertukar pikiran serta memahami budaya satu sama lain.

"Kita akan menemui orang-orang baru dari latar belakang yang berbeda dengan yang kita kenali pada umumnya ditambah dengan pengalaman berharga yang tentunya tidak akan ditemukan di negara kita sendiri," ujarnya.

Masih kata Naufal, dengan adanya pertukaran pelajar ini, dirinya juga dituntut harus memperkenalkan budaya dari negara asalnya. Seseorang tidak akan menemukan hal yang baru jika orang itu tidak keluar dari zona nyamannya.

"Disinilah organisasi seperti AFS, YES, Rotary Youth datang membantu mewujudkan keinginan kita untuk bisa belajar di luar negeri. Ribuan pemuda Indonesia telah mengambil langkah kedepan dengan mengikuti pertukaran pelajar AFS, termasuk saya dan Palita," imbuhnya lagi seraya mengajak percaya bahwa tokoh bangsa seperti Mario Teguh, Najwa Shihab dan Anies Baswedan juga alumi AFS.

Mengenai persiapannya, Naufal menjelaskan, dirinya akan mempelajari sejumlah tarian daerah, lagu daerah, yang nantinya akan di promosikannya disana.

"Saya juga sudah belajar bahasa Rusia, agar saat disana nanti saya sudah bisa merasa dekat dengan masyarakat di sana. Seperti kata Nelson Mandela, jika kita berbahasa dengan bahasa yang orang mengerti, kita akan buka pikiran mereka, dan jika kita berbahasa dengan bahasa ibu mereka, maka mereka akan membuka hati mereka," imbuhnya lagi.

Sementara Palita, putri dari Firman Revanto dan Henny Mulyani ini awalnya ingin memilih negera Belanda. Namun lulusnya di negara Italia. Meski bukan negara yang didambakannya, tetapi Palita tetap berangkat pertukaran pelajar tersebut.

"Tidak ada salahnya juga di coba. Di Italia nanti, kami akan tinggal dirumah keluarga angkat yang sudah diatur oleh AFS. Saya rencananya akan membawa kuliner Indonesia yang sangat beragam ke Italia tersebut. Dari yang saya tau, orang Italia itu rasa nasionalismenya cukup tinggi. Sehingga mereka lebih bangga dengan bahasa Italia dari pada bahasa Inggris," kata Palita yang juga sudah belajar bahasa Italia.

Plh Kepala Sekolah SMAS Cendana, Dra Wiselmi terlihat bangga dengan prestasi anak didiknya. Berbagai seleksi mereka ikuti untuk bisa lulus dalam program pertukaran pelajar itu. Bahkan mereka juga rela harus mengulang setahun lagi pendidikan mereka di Indonesia setelah pulang dari negara mereka belajar.

"Sejak tahun 2008 SMAS Cendana sudah mengikuti program pertukaran pelajar ini. Sudah ada yang ke Jepang, Amerika, Prancis, Jerman dan sekarang dua negara yaitu Rusia dan Italia. Dan insya Allah tahun depan akan lebih banyak lagi anak didik kita yang ikut pertukaran pelajar ini," ujar Wiselmi.

Ia juga berpesan kepada kedua siswanya agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh di negeri orang. "Banggakan Indonesia di negeri orang, ambillah kegiatan positif, ilmu positif dari luar sana untuk diterapkan di Indonesia," imbuhnya lagi. (*/rha)