PASIRPANGARAIAN, GORIAU.COM - Akibat harga komoditi pertambangan batubara tak stabil, ditambah infrastruktur jalan ke lokasi penambangan belum rampung, 4 perusahaan penambang batubara di Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu belum beroperasi.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kadistamben) Kabupaten Rokan Hulu Fazar Sidqy melalui Kabid Pertambangan Editiawarman di ruang kerjanya, Selasa (21/10/2014).

Keempat perusahaan itu yakni, PT Riau Multi Investama (RMI), PT Budi Indah Mulia Coal (BIMC), PT Multi Kreasi Jaya Perdana (MKJP) dan PT Tata Nugrha Bina Mandiri (TNBM).

''Dari empat perusahaan tersebut, dua di antaranya sudah mengantongi izin usaha produksi yakni PT RMI dan PT BIMC, sedangkan dua perusahaan lagi, masih dalam tahapan explorasi yakni, PT MKJP dan PT TNBM,'' ungkapnya.

Diterangkan Kabid Pertambangan, potensi batubara di Rokan Hulu sangat bagus, karena memiliki kalori berkisar antara 4000 sampai 6000 kalori kandungan mutu, tapi karena harga jualnya masih rendah, kemudian insfrastruktur ke lokasi pertambangan masih sulit jadi belum bisa beroperasi secara optimal.

''Seharusnya infrastruktur ada kerjasama kolektif antara perusahaan baik dengan pemerintah daerah, provinsi dan pusat, sebab dampaknya sangat banyak kepada masyarakat, khususnya sekitar perusahaan, otomatis ekonominya akan terjadi peningkatan,'' paparnya.

Dijelaskannya, PT RMI berada di Desa Cipang Kanan, Kecamatan Rokan IV Koto dengan 197 hektar, PT BIMC di Desa Rokan Koto Ruang, Kecamatan Rokan IV Koto dengan luas 686 hektar, PT MKJP izin explorasi Desa Rokan Koto Ruang dengan luas 4.303 hektar dan PT TNBM Desa Rokan Koto Ruang dengan luasnya 4.991 hektar, izin explorasi.

''Ini masih ada kerjasama dengan intansi lain seperti Dinas Kehutanan dan Perkebuanan (Dishutbun) Kabupaten Rokan Hulu kalau tidak salah itu berada di lokasi Hutan Produksi Terbatas (HPT), perusahaan tersebut sudah ada di Rokan Hulu sejak tahun 2010 lalu,'' pungkas Edi. (ram)