BENGKALIS GORIAU.COM - Kabupaten Bengkalis sebagai daerah perbatasan yang berhadapan langsung dengan negara Asean lainnya memiliki peran strategis dalam perdagangan bebas ASEAN (MEA). Bengkalis jangan jadi pecundang, sebaliknya harus tampil sebagai pemenang.

Hal itu diungkapkan Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh ketika membuka seminar sehari refleksi kemerdekaan RI Ke-69 dalam rangka menyambut perdagangan bebas ASEAN tahun 2015 di kabupaten Bengkalis sebagai daerah perbatasan di Hotel Marina, Kamis (28/8/2014).

Sekarang saja, meski belum diberlakukannya perdagangan bebas asean, sudah banyak ditemukan produk-produk dari negeri jiran seperti Malaysia yang dijual di Kabupaten Bengkalis. Bahkan, sebagian masyarakat mungkin lebih menyukai produk-produk dari luar bila dibandingkan dengan produk sejenis yang berasal dari dalam negeri, apalagi kalau harganya jauh lebih murah.

''Seperti produk-produk dari Cina kan terkenal murahnya, memang Cina bukan bagian dari ASEAN. Namun produk-produk mereka bisa sampai ke sini dari negara-negara tetangga seperti Thailand dan mungkin Malaysia juga. Lalu kita harus bagaimana, ketika perdagangan bebas Asean diberlakukan, maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus ikut bersaing di dalamnya.

''Kita harus ambil bagian dalam pertarungan ini dengan menjadi pemenang, bukan pecundang,'' papar Bupati.

Dengan waktu yang tinggal setahun lagi, menurut orang nomor satu di Negeri Junjungan ini, sudah bukan saatnya lagi untuk berfikir harus berbuat apa. Melainkan harus segera action, bagaimana para pelaku usaha menciptakan produk yang bisa bersaing dan dibutuhkan tidak hanya dalam negeri melainkan pula luar negeri.Pemerintah, khususnya Pemkab Bengkalis menurut Bupati akan membantu para pelaku usaha dari sisi regulasi. Kemudian membantu permodalan dalam usaha untuk lebih meningkatkna lagi kualita dan kuantitas dari produk yang akan dipasarkan.

''Dalam jumlah yang kecil kita dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menganggarkan dana simpan pinjam UED-SP. Manfaatkan ini dengan sebaik-baiknya, sedangkan kalau untuk pinjaman yang besar tentu melalui perbankan,'' katanya.

Menurut Bupati, persaingan dalam merebut pasar harus memperhatikan aspek-aspek kualitas, kuantitas, kontinuitas serta harga. Berbicara mengenai perdagangan bebas, maka tidak terlepas dari ekspor impor. Produk yang akan diekspor menurut Herliyan tidak bisa dalam skala kecil melainkan sudah menggunakan kontainer.

''Kita tidak hanya cukup berbicara kualitas. Namun kuantitas atau jumlah serta kontinuitas atau keberlanjutan harus benar-benar dijaga. Baru kemudian kita berbicara masalah harga, bagaimana dengan kualitas yang lebih baik atau setidaknya sama, tapi harga jual kita bisa bersaing dengan produk luar,'' tutup Bupati.(jfk)