JAKARTA- Pencalonan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai Kapolri yang diajukan Presiden Joko Widodo, dianggap melangkahi para seniornya di Kepolisian. Namun Tito berpendapat, saat ini yang dibutuhkan bukan lagi soal senioritas, tapi lebih kepada reformasi ditubuh Polri.

"Iya pada prinsipinya senioritas itu tetap penting tapi yang utama adalah interpersonal skill. Yaitu membangun hubungan dengan semua pihak, tapi bukan berarti menyenangkan semua pihak. Prinsip kita satu, yaitu reformasi Polri," ungkap Tito kepada GoNews Group, Kamis (16/06/2016) di Lantai III Gedung DPR RI Senayan Jakarta.

Dan soal reformasi Polri ini kata dia, adalah bagian dari cita-cita dan keinginan masyarakat. "Bisa kita lihat dari jajak pendapat, survei, ternyata Polri termasuk yang kurang mendapat kepercayaan publik. Jadi intinya kita masih sama-sama dalam satu ikatan, baik senior maupun junior, visinya ya membangun reformasi, dan saya butuh dukungan baik dari internal maupun eksternal," tukasnya.

Ketika ditanya meski melewati empat generasi, apakah semua akan dirangkul, Tito dengan tegas menjawab ia. "Jadi begini, bukan berarti hanya senior saja yang mendapat tempat. Tapi siapa yang punya kompetensi dan visi reformasi, itu yang utama. Bagi saya Tugas utama adalah reformasi Polisi, sehingga pelayanan publik bisa lebih baik, penegakan hukum juga baik. Dan output nya berdampak pada profesionalisme penegakan hukum, dan juga profesionalisme dalam penanganan gangguan kamtibmas," bebernya.

Lalu apakah bisa menjamin tidak akan ada masalah internal? "Kita adalah organisasi yang berasaskan pada komando tunggal yaitu pimpinan Polri. Jadi siapapun yang memimpin, tradisi dan sistemnya harusnya diikuti. Tapi yang berada dipucuk pimpinan juga tidak boleh sewenang-wenang. Harus bisa menunjukkan karakter leadership yang dapat diapresiasi oleh komunitasnya‎," tutur Tito.

Karena menurutnya senioritas tidak menjamin mendapat loyalitas dari bawahan. "Banyak organisasi yang senior bisa saja tidak diikuti yunior kalau tidak memberikan contoh, komitmen yang baik. Sebaliknya, juniorpun kalau memiliki keinginan, komitmen dan menunjukkan tekad yang kuat mengakomodir kepentingan, ya pasti dapat diikuti semuanya. Jadi intinya bukan itu yang nomor satu, tapi kualitas leadershipnyalah yang penting," pungkasnya. ***