BENGKALIS, GORIAU.COM -  Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh mengingatkan umat Islam agar lebih mendalami dan mengamalkan nilai-nilai isi dan kandungan Alquran. Hal hanya bisa dilakukan kalau umat Islam selalu membaca Alquran, bukan sebaliknya menjadikan Alquran sebagai barang hiasan tersimpan rapi dalam lemari.

Sindiran tersebut disampaikan orang nomor satu di Negeri Junjungan ini saat memberikan sambutan pada acara pembukaan MTQ Tingkat Kecamatan Rupat Utara, Kamis malam (15/5). Berbeda dengan MTQ tingkat kecamatan lainnya, MTQ tingkat Kecamatan Rupat Utara sengaja mengambil lokasi di pinggir pantai Desa Tanjung Punak.

Herliyan mengatakan, seperti diketahui pada zaman dahulu, ketika rumah umat Islam hanya diterangi lampu minyak tanah, terdengar lantunan Alquran yang dibacakan oleh anak maupun orang tua. Perkembangan teknologi dan globalisasi menyebabkan umat Islam mulai jauh dari Alquran. Lantunan Alquran nyaris tak terdengar lagi di rumah-rumah umat Islam.

''Pada kesempatan ini saya mengajak seluruh umat Islam dan anak muda untuk sering membaca kitab suci Alquran. Miris rasanya, ada sebagian umat islam menjadikan kitab suci Alquran ini hanya menjadi barang hiasan yang disimpan di lemari,'' katanya.

Padahal, sambung Herliyan, Alquran merupakan kitab suci yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran surat Al Isra' ayat 9, ''sesungguhnya al quran ini memberi petunjuk ke jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar''.Melalui momentum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), Bupati mengajak satukan tekad untuk mendekatkan diri dengan Alquran. Salah satunya adalah melalui gerakan membaca Alquran usai shalat Maghrib atau tradisi maghrib mengaji.

''Mari ajak anak-anak kita untuk lebih giat membaca, mempelajari dan mendalami Alquran, sehingga akan dapat membentuk pribadi yang santun dan berakhlakul karimah,''kata Herliyan.

Perlu diingat, sambung Bupati, budaya Maghrib mengaji tidak hanya ditujukan bagi anak-anak, melainkan harus dilaksanakan oleh para orang tua umat Islam. Tradisi Maghrib mengaji banyak memberikan manfaat, diantaranya, terjalin komunikasi antara anak dengan orang tua, sehingga dapat berbagi ilmu agama serta akhlak dan budi pekerti.

''Kemudian dapat menghindari diri dari kegiatan-kegiatan malam, seperti penyimpangan prilaku, penggunaan obat-obat terlarang, minuman keras, kenakalan remaja dan pengaruh lingkungan lainnya,'' tutup Bupati.(jfk)