JAKARTA, GORIAU.COM - Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menyatakan bahwa The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) bukan makhluk baru. Karena itu, pemerintah jangan terlalu membesar-besarkannya. Mahfudz juga menilai pemberantasan terorisme tak tuntas karena seperti dijadikan proyek.

''Terorisme bisa tuntas selama tidak dijadikan proyek. Karena itu agar tidak menjadi proyek abadi, pemberantasan terorisme ini harus terukur jangka waktu keberhasilannya,'' kata Mahfudz di Jakarta, Rabu 25 Maret 2015.

Kasus kelompok Santoso di Poso misalnya, tak tuntas-tuntas. Padahal, menurut laporan kelompok ini kekuatannya hanya 40 orang saja. Senjata yang dimiliki pun hanya beberapa pucuk saja. Mahfudz heran, kenapa kelompok Santoso tak bisa diberangus. Ia pun bertanya-tanya, apa mungkin kelompok Santoso 'dipelihara'.

''Kalau kita tidak punya ukuran, program pemberantasan teroris akan abadi seperti halnya proyek pembangunan infrastruktur,'' kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera tersebut.

Mengenai wacana bakal dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang ISIS, Mahfudz menyarankan sebaiknya pemerintah gunakan saja instrumen yang ada. Tak perlu sampai membuat beleid baru. Lembaga yang ada pun sudah cukup, tinggal diefektifkan lebih maksimal, dengan target yang jelas. Karena itu pendataan sangat penting. Tanpa data, perang melawan terorisme seperti perang sporadis saja. Jadi ISIS tak perlu dibesar-besarkan seakan 'monster' yang baru lahir.

Menurut Mahfudz, jejaring ISIS di Indonesia bukan jejaring baru. Lihat saja para pendukungnya, mereka berasal dari jaringan dan daerah yang sama dengan kelompok garis keras yang selama ini sudah terdeteksi aparat. Jadi pendukung ISIS, kelompok itu-itu juga. Kuncinya pendataan. Dan Mahfudz yakin, aparat punya data itu.

"Ini kan gampang mendatanya. Kalau pemerintah mau hal ini mudah kok diselesaikan," katanya.

Mahfud pun kemudian mengutip hasil penelitian terorisme yang dilakukan Nanyang University, Singapura. Menurut penelitian itu, semua kelompok teroris sama, dan sudah ada datanya. Jadi ISIS bukan barang baru karena jejaringnya adalah kelompok yang sama dengan kelompok teroris yang selama ini sudah ada. Namun karena tak ada political will, pemberantasan terorisme seperti 'proyek abadi'.

''Saya lihat tak ada political will dalam memberantas terorisme dengan tuntas. Atau memang penyakit teroris ini tetap dipelihara. Karena jika tetap sakit maka akan tetap diperhatikan. Akan tetap mendapatkan dana,'' katanya. (pri)