JAKARTA,GORIAU.COM - Meski secara nasional, Indonesia sedang mengalami kemurungan ekonomi, tapi tidak untuk Provinsi Riau. Provinsi di pesisir Sumatera ini, kini sudah menjadi pusat pertumbuhan di Sumatera, bahkan untuk kawasan Asia Tenggara, negeri yang terkenal dengan julukan Lancang Kuning ini, sudah diperhitungkan.

Hal ini diungkapkan Pelaksana Tugas Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rahman saat safari ramadan di Jakarta sekaligus buka bersama dengan masyarakat dan mahasiswa Riau Se-Jabodetabek, Sabtu, (27/6/2015).

Safari ramadan dihadiri juga oleh anggota DPD RI H Abdul Gafar Usman, Sekdaprov Riau Zaini Ismail, Asisten I Ahmadsyah Harrofi, Asisten II Edi Kusdarwanto dan Asisten III Masperi dan sejumlah pejabat eselon II, anggota DPR RI Tabarani Maamun, dan Kepala Badan Penghubung H Doni Aprialdi SH serta para tokoh masyarakat dan mahasiswa Riau se-Jabodetabek.

Pada kesempatan itu, Plt. Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman juga menyataan optimismenya mewujudkan Visi Riau 2020 menjadi pusat ekonomi dan kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. ''Saat ini Riau sudah menjadi pusat pertumbuhan di Sumatera dan sudah diperhitungkan di tingkat Asia Tenggara,'' jelasnya.

Gubri menyebutkan Riau memberikan kontribusi 24 persen dalam bidang perekonomian di Sumatera. ''Saat ini Riau yang paling tinggi memberikan kontribusi ekonomi di Sumatera, kalau di Indonesia Riau kontribusinya 6 persen,'' kata Plt. Gubernur Riau.

Gubri juga mengaku sedang berupaya keras agar Riau menjadi kiblat utama budaya Melayu di Asia Tenggara pada 2020. ''Saya sudah bicarakan dengan DPRD Provinsi Riau untuk membentuk Dinas Kebudayaan, anggota dewan sepakat dan bertekat dan untuk mengadakannya,'' ungkapnya.

Gubri menyebutkan, kebudayaan Melayu harus dijaga dari berbagai erosi yang diakibatkan masuknya berbagai kebudayaan di Riau. Dengan keberadaan Dinas Kebudayaan, salah satu tugasnya mengawal kelestarian budaya Melayu. ''Saat ini, setiap saya menghadiri acara mereka terus memakai tari persembahan adat Melayu dan menggunakan pantun, ini lah yang nanti dikawal Dinas Kebudayaan,'' ucapnya.

Politisi Golkar itu juga melaporkan kondisi APBD Riau saat ini, bahwa APBD sangat minim sekali khususnya di daerah kepulauan. Pada tahun 2016 Riau juga bekerjasama dengan pusat untuk menggagas merangkai pulau dengan beberapa pelabuhan roro yang mulai dari Buton, Pulau Padang, dan pulau lainnya.

Selain itu, Gubri mengatakan akan serius menangani masalah asap di Riau. Saat ini sudah masuk musim kemarau dan sudah mulai direpotkan dengan kebakaran hutan dan lahan (Kahutla). BNPB juga juga membantu dengan membuat hujan buatan dan bekerja.

''Sekarang ini di kabupaten Rokan Hilir yang agak parah. Masayarakat dan pendatang yang membakar lahan akan kita tindak lanjuti. Kita tidak mau terulang lagi tahun sebelumnya dimana respon negara tetangga kurang baik terhadap asap, ini menjadi tantangan dan pekerjaan kita kedepannya,'' tutupnya. (ari)