PEKANBARU, GORIAU.COM - Kedatangan Kapolda Riau, Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan untuk Sambang Nusa atau mengunjungi pulau terdepan Indonesia yang ada di Riau, Senin (13/4/2015), menjadi kesempatan bagi nelayan, untuk menyampaikan semua permasalahan yang selama ini terjadi, termasuk aksi pengusiran Kepolisian Diraja Malaysia, terhadap masyarakat yang melaut dalam zona wilayah perairan Indonesia.

"Ya selama ini Polisi disini tak pernah bertanya apakah nelayan ada kendala atau rintangan selama melaut. Padahal kenyataan yang ada kami selalu diusir saat menangkap ikan, walaupun sebetulnya secara teritori, kami melaut didalam kawasan Indonesia," tutur Ramlan Pelen (55), warga sekaligus nelayan Panipahan.

Tak hanya kepolisian yang terkesan diam dan tidak tahu atas kasus ini, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) juga melakukan hal serupa. Padahal para nelayan sudah menyampaikan apa yang jadi masalah.

"Kami sudah menceritakan ke HNSI, tapi sampai kini belum ada solusi. Bahkan sudah kami ongkosin supaya datang mengecek langsung ke laut, tapi tetap saja bgitu," sambung Ramlan yang diaminkan rekan sesama nelayan lainnya.

Sebab itu, kedatangan Kapolda Riau ke daerah mereka, menjadi kesempatan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan permasalahan, supaya bisa dicarikan solusi. "Yang jelas kami kecewa atas sikap polisi Malaysia, karena kehidupan kami disana. Jika air surut, otomatis kami ketengah, namun masih diwilayah Indonesia, tapi tetap diusir polisi Malaysia dengan kapal patrolinya," kisah Ramlan.

Sebelumnya diberitakan, selama bertahun-tahun, nelayan di Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), mengalami teror dan intimidasi. Bahkan sepekan lalu, mereka diusir kala melaut oleh pihak yang diduga dari kepolisian Diraja Malaysia. Padahal, para nelayan melaut di wilayah perairan Indonesia. (had)