PEKANBARU GORIAU.COM - Hujan deras sejak Kamis (20/11/2014) pukul 23.00 Wib hingga pagi harinya pukul 03.30 Wib, menyebabkan longsor di 12 titik di sepanjang jalur lintas Sumatera mulai dari Muaro Linggau hingga Kiliranjawo, Kabupaten Sijunjung, Sumbar, Jumat (21/11/2014) pukul 02.00 Wib. Longsor di Jorong Ranah Pinago, Nagari Siaua, Kec Kamang Baru menyebabkan satu rumah berpenghuni 4 orang roboh. Dua anak yang merupakan kakak beradik ditemukan meninggal dunia di tempat.

BPBD Kab. Sijunjung bersama instansi terkait dan masyarakat berhasil menemukan korban Romi (7 tahun) dan Gita (11 tahun) pada 05.15 Wib. Orang tua korban, Gifrianto (Bapak) dan Yur (Ibu) ditemukan selamat.  

Menurut Sutopo Purwo Nugroho selakuKapusdatinmas BNPB melalui rilisnya siang tadi, BPBD dan Dinas PU telah membersihkan jalan dari material longsor. Saat ini kondisi jalan sudah dapat dilalui kembali.

"Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak hujan pada Januari 2015 sehingga potensi longsor dan banjir meningkat. Longsor adalah bencana yang menyebabkan korban jiwa paling banyak selama 2014. Dari total kejadian 332 kejadian longsor, telah menyebabkan 262 orang meninggal dunia," ungkap Sutopo.     

Daerah rawan longsor perlu memperoleh perhatian yaitu daerah-daerah pegunungan dan perbukitan di sepanjang Bukit Barisan dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung. Di Jawa dan Bali bagian tengah dan selatan. Di Sulawesi hampir sebagian besar semua wilayah. Beberapa gejala umum sebelum longsor ditandai oleh adanya keretakan tanah, amblesnya tanah pada lereng, penggembungan pada tebing lereng, miringnya pohon-pohon atau tiang-tiang pada lereng, munculnya rembesan air pada lereng secara tiba-tiba, dan mata air pada lereng menjadi keruh secara tiba-tiba.(rls)