JAKARTA, GORIAU.COM - Ekspansi bisnis Bank Riau Kepri semakin agresif, diantaranya dengan meningkatkan kredit produktif bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDP) yang saat ini berada di bawah koordinasi Kementrian Keuangan, beserta Pemerintah Kabupaten Kampar. Hal ini ditunjukkan dengan pertemuan antara Direktur Utama Bank Riau Kepri, DR. Irvandi Gustari, Direktur Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP), Agustinus Antonius, dan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar, Ir. H. Bustan (12/8/2015) di Graha Mandiri, Jakarta.

Turut hadir pada kesempatan itu Direktur Kredit dan Syariah Bank Riau Kepri, Afrial Abdullah, Pemimpin Divisi Komersial Bank Riau Kepri, Rizali Effendi, Pemimpin Divisi Konsumer dan Mikro, M Azwizar Hendri, Pemimpin Bagian Corporate Secretary, Winovri, dan Deputi Direktur BPDP, Prayudha Moelyo.

Pada pertemuan kali ini dibahas tentang pola kerjasama yg kedepan dapat disinergikan dan dikembangkan oleh masing-masing pihak. Hal ini tentunya akan saling menguntungkan bagi masing-masing pihak.

Bagi Bank Riau Kepri sendiri, pertemuan ini ditujukan dalam rangka memberikan kemudahan bagi pengusaha sawit yang ingin mendapatkan keringanan bunga pinjaman dalam peremajaan kebun sawitnya. Dimana subsidi bunga diberikan oleh BPDP dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hal ini tentunya sejalan dengan visi Bank Riau Kepri itu sendiri untuk menumbuh kembangkan usaha dan perekonomian daerah.

BPDP sendiri baru dibentuk pemerintah untuk mengumpulkan dan mengelola dana pungutan atas ekspor produk kelapa sawit untuk mendorong pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dan program pengembangan sawit berkelanjutan. Saat ini BPDP masih mengembangkan pola pendistribusian pembiayaan perkebunan sawit dan menggandeng Bank Riau Kepri untuk berdiskusi mengembangkan pola skema penyaluran dana. Kedepan apabila pola skema tersebut sudah solid, BPDP akan bekerjasama dengan Bank Riau Kepri untuk pembiayan perkebunan sawit di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, dimana Kabupaten Kampar akan menjadi pilot project pertama bila pola skema pembiayan tersebut jalan.

Sebagai mana diketahui bahwa kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis nasional. Mengingat pentingnya kontribusi industri kelapa sawit kepada ekonomi nasional maka perlunya pemanfaatan sawit yang berkelanjutan terutama dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan untuk mengurangi pemanfaatan devisa untuk sektor energi.

Tahun ini BPDP menargetkan bantuan peremajaan 2000 hektare perkebunan sawit rakyat. Bantuan teraebut disalurkan dalam bentuk subsidi bunga kredit yang dijanjikan di bawah 10 persen. Dana subsidi itu sendiri bersumber dari pungutan ekspor produk sawit dam produk turunannya.

Bagi Provinsi Riau itu sendiri, perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau secara nasional menempati posisi teratas di Indonesia seluas 2,2 juta hektare atau 25 persen dari total luas perkebunan kelapa sawit Indonesia. Dari luas 2,2 juta hektare perkebunan sawit Riau, produksi CPO Provinsi Riau tercatat sebesar 7.045.632 ton dan Pabrik Kerjasama Operasional (PKO) tercatat 1.761.408 ton. Hal tersebut belum termasuk dengan luas perkebunan kelapa sawit yang ada di Provinsi Kepulauan Riau (sekitar lebih kurang 850 Ha) yang juga menjadi wilayah operasional Bank Riau Kepri.

Untuk kredit produktif itu sendiri, Bank Riau Kepri telah menyalurkan sebesar 30 persen dr total kredit yang telah disalurkan. Hal ini memang relatif lebih kecil dibandingkan dengan kredit konsumer. Namun kedepan Bank Riau Kepri akan lebih fokus dalam penyaluran kredit produktif dengan persentase penyaluran sekitar 50 persen di seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. (rls)