PEKANBARU GORIAU.COM - Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD dan BNPB terus melakukan pendataan hingga saat ini terhadap dampak gempa 7,3 SR yang terjadi pada Sabtu (15/11/2014) pukul 09.31 Wib di Sulawesi Utara (Sulut). BPBD Sulut telah melaporkan belum ada korban jiwa dan kerusakan parah akibat gempa.

"Ada kerusakan ringan pada lantai 7 Hotel Lion di Kota Manado. Tidak ada korban jiwa. Di Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang dan Biaro) ada 4 rumah rusak ringan di Kelurahan Bahoy, Kecamatan Tagulandang. Sedangkan di Kabupaten Talaud, Sangihe, Minahasa Utara, Bitung, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, dan Minahasa Utara tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan," kata Sutopo Purwo Nugroho selakuKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Minggu (16/11/2014) melalui rilisnya.

BPBD Maluku Utara juga telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten terdampak gempa. Berdasarkan laporan dari BPBD Kota Ternate, BPBD Kabupaten Halmahera Utara, Kepulauan Sula, dan Halmahera Barat tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah dan bangunan pemerintahan akibat gempabumi dan tsunami minor kemarin. Kondisi masyarakat telah normal. Ada beberapa gempa susulan tetapi dirasakan tidak terlalu kuat.

Hal yang sama juga disampaikan BPBD Gorontalo, tidak ada laporan kerusakan akibat gempa. Saat ini TRC BNPB dipimpin Direktur Perbaikan Darurat BNPB, Yolak Dalimunthe, bersama TRC BPBD dan personil dari Kementerian PU, Kemensos, dan Kemenkes masih berada di Halmahera Barat mendampingi Pemda melakukan pendataan dan koordinasi dengan SKPD terkait.

Masyarakat dihimbau untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan. Iptek saat ini belum mampu memprediksi gempa secara pasti. Gempa dapat terjadi kapan saja tanpa kita ketahui tanda-tandanya. Gempa dan tsunami adalah keniscayaan di Indonesia.

Selama tahun 1629-2014 telah terjadi 174 tsunami. Hampir 60% terjadi wilayah Indonesia bagian timur. Artinya ancaman disana lebih tinggi dibandingkan di bagian barat karena kondisi tataran lempeng teknonik yang lebih rumit. (wdu)