PEKANBARU, GORIAU.COM - Setelah mengumumkan para penerima beasiswa yang lulus di dua perguruan tinggi, yakni INSTIPER (Institut Pertanian Stiper) Yogyakarta dan ATPK (Akademi Teknologi Pulp dan Kertas) Bandung, PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) tengah mempersiapkan tahapan pemeriksaan kesehatan bagi penerima beasiswa, pada hari Rabu, 18 Juni 2014 mendatang.

Koordinator program Community Development (CD) RAPP, Vonne Kandou mengatakan setelah pemeriksaan kesehatan selesai, berikutnya para penerima beasiswa akan dipanggil kembali untuk menandatangani surat kesepakatan atau agreement sebelum diberangkatkan ke perguruan tinggi masing-masing.

"Kita yang pertama diumumkan yang masuk perguruan tinggi melalui tes. Namun, sebelum ada pengumuman ini, kita juga menunggu hasil kelulusan mereka dulu. Jadi memang semuanya sudah sesuai dengan jadwal, apalagi kan mulai kuliahnya baru bulan September nanti," terang Vonne.

Salah seorang penerima beasiswa ATPK Bandung dari MAN 1 Lipat Kain, Kampar, Aulia Agung Saputra, (17), menceritakan kisahnya yang hampir putus asa karena belum mendapat kabar kelulusan seleksi beasiswa tersebut. Padahal, teman-teman yang mendaftar sebagai mahasiswa undangan, telah mendapat pengumuman.

"Sempat saya putus asa, cando rang gilo rasonyo mancari kajo payah (seperti orang gila saya karena mencari kerja susah.red), apalagi teman dan guru saya selalu tanya, dimana kuliah, sudah dapat pengumuman apa belum. Bapak saya tak ada uang, tak bisa biayai kuliah, makanya kami pergi ke Pekanbaru, dapat saya kerja antar-antar galon di Kubang, 500 ribu per bulan, kerjanya dari pagi sampai malam," tutur anak sulung dari dua bersaudara ini.

Kegalauan Agung makin diperparah lantaran kondisi internal keluarganya yang tak seindah keluarga teman-temannya. Saking beratnya tugas mengangkat galon air minum tersebut, Agung mencoba peruntungan mendaftar kursus penerbangan di Pekanbaru. Lagi-lagi, terkendala biaya, ia terpaksa mengurungkan niat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

"Saya pernah daftar kursus, 1,6 juta untuk pendaftaran, bapak pun paling keras punya sejuta, itupun untuk makan lagi. Tapi saya renungkan, tak mungkin ini berakhir di air galon, percuma saya Sekolah tiga tahun di MAN," kisah Agung.

Selang waktu kemudian, Agung mendapat kabar bibinya melahirkan, Ia pun segera ke sana, lalu mengazankan sepupunya yang baru lahir tersebut. Setelah itu, ia melaksanakan ibadah sholat Ashar, dan di sanalah akhirnya ia mendapat telepon dari seorang teman yang juga lulus beasiswa ikatan dinas dari RAPP.

"Pas salam terakhir shalat ashar itulah, ada telpon dari kawan. Halo, apo namo, iko ha, awak lulus baduo, ang ka Bandung, deyen ka Jogja," kata Agung sambil menirukan kalimat temannya dengan logat asli Lipat Kain.

"Setelah itu, langsung saya teriak bahagia, Alhamdulillah, terimakasih RAPP, akhirnya saya lulus. Tanpa pikir panjang lagi, setelah dapat telpon dari RAPP, saya pun langsung pulang ke kampung dan memfokuskan diri untuk persiapan selanjutnya," terangnya.

Lain halnya dengan putra asli Kuansing ini, Gatra Fortinoki Hakim Putra, 17, Ia mengaku sudah lulus ujian masuk di salah satu Perguruan Tinggi di Pekanbaru. Namun, karena terkendala biaya, lulusan SMAN 1 Kuantan Hilir, Kabupaten Kuansing ini, mengurungkan niatnya untuk kuliah.

"Saya ikut tes juga di perguruan tinggi negeri di Pekanbaru, saya lulus, tapi orang tua tak ada biaya, jadi tidak dilanjutkan. Namun, Alhamdulillah, akhirnya saya bisa lulus beasiswa di Instiper Jogja," kata anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Gatra, yang hobi sepakbola dan pernah bergabung dalam kesebelasan mewakili Kabupaten Kuansing dalam POPDA tahun lalu, mengaku bangga dan bahagia memperoleh kesempatan belajar melalui beasiswa ikatan dinas dari RAPP ke Instiper.

Ia sama sekali tidak menyangka bisa lulus seleksi dan memperoleh kesempatan emas ini. Baginya, membahagiakan kedua orang tua merupakan paling utama dari segalanya, sekaligus meringankan beban keluarga.

"Buat saya yang penting bisa membahagiakan kedua orang tua saya, dan saya akan belajar dengan sungguh-sungguh demi kehidupan masa depan yang lebih baik," pungkasnya.(rls)