BENGKALIS, GORIAU.COM - Sejumlah warga berdomisili di Pulau Bengkalis mulai kesulitan memperoleh gas elpiji 3 kilogram. Apakah kondisiini disebabkan pengaruh dari kenaikan harga gas elpiji 12 Kg beberapa waktu lalu atau sebab lain, belum dapat dipastikan.

Kesulitan memperoleh kebutuhan dari program konversi minyak tanahsejak beberapa tahun lalu itu, seperti dirasakan Dewi (30), ibu rumahtangga di Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan. Gas elpiji 3 Kg yangbiasanya mudah diperoleh, sejak akhir pekan lalu Ia mengaku mulaisusah menukarkan tabung yang sudah kosong.

''Gas habis, dicari di kedai besar pun katanya persediaan belum masuk. Biasanya ada terus, kok tiba-tiba payah dicari. Jadi, tak bisa goreng ikan asin sekarang, terpaksa pakai kayu bakar,'' ujar jandaberanak dua ini, Selasa (30/9/2014).

Kondisi serupa dialami Boinah (55), warga Desa Jangkang, Kecamatan Bantan.Sejak dua hari yang lalu, tidak lagi menggunakan gas elpiji 3 Kg,karena mengaku tidak ada persediaan lagi gas elpiji di warung tempatyang biasa ditukarkan dengan tabung kosong. Biasanya memasak lebihbanyak menggunakan gas, sekarang harus mencari kayu bakar kehutan.

''Dua kedai di sini tak ada lagi gas sejak dua hari lalu, biasanya. mudah dan terus ada. Sekarang semuanya masak menggunakan kayu,'' ungkapnya, Rabu (1/10/214).Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bengkalis Muhammad Fauzi melalui Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Raja Airlangga mengatakan, pihaknya belum menerimalaporan adanya kelangkaan gas elpiji konversi 3 Kg.

Menurutnya, kemungkinan besar kelangkaan gas tersebut disebabkan penyeberanganatau roo dari dan ke Sungai Selari (Pakning)-Air Putih (Pulau Bengkalis) mengalami kendala.

''Akan dikroscek ke agen kenapa bisa terjadi, warga sulit membeli gas 3 Kg itu. Bisa jadi karena adanya kendala di transportasi penyeberangan,'' ujarnya.(jfk)