BENGKALIS, GORIAU.COM - Sampai saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kota Bengkalis masih kekurangan tenaga dokter spesialis. Setidaknya ada tiga dokter spesialis yang belum terpenuhi ampai sekarang, meskipun manajemen RSUD terus berupaya mendatangkan tenaga medis tersebut.

Direktur RSUD Bengkalis Zulkarnain Lubis yang dikonfirmasi, Senin (2/3/205) mengakui, kalau RSUD Bengkalis saat ini tidak memiliki tiga dokter spesialis. Ketiga dokter spesialis yang tidak ada tersebut adalah untuk penyakit telinga hidung dan tenggorokan (THT), penyakit jantung dan ortopedi.

''Kami sudah menyurati Kementerian Kesehatan RI untuk dibantu mendatangkan tenaga medis, terutama pada tiga penyakit tersebut. Untuk THT sebelum ini ada dokter yang ikut Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PPDSBK) namun masa tugasnya di RSUD Bengkalis hanya enam bulan,'' terang Zulkarnain.

Pihak RSUD Bengkalis sambung Zulkarnain, berharap kemenkes setiap tahunnya atau per-enam bulan mendatangkan dokter PPDSBK untuk membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Misalnya untuk penyakit THT, cukup banyak warga yang menderita penyakit tersebut, tapi karena ketiadaan dokter spesialis warga terpaksa berobat ke luar daerah.

''Memang kita masih kekurangan dokter spesialis, walau berbagai upaya telah dilakukan. Untuk PPDSBK yang menentukan sepenuhnya adalah Kemenkes, apalagi masih sangat banyak kabupaten/kota di Indonesia yang membutuhkan tenaga untuk tiga dokter spesialis tersebut,'' ungkap Zulkarnain, yang juga dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin itu.

Segera Rekrutmen

Anggota Komisi IV DPRD Bengkalis yang membidangi masalah kesehatan, Muhammad Tarmizi turut menyayangkan tidak adanya dokter spesialis untuk tiga jenis penyakit tersebut. Ia berharap manajemen RSUD jangan terlalu berharap sepenuhnya pada Kemenkes melalui PPDSBK, karena masa tugas dokter PPDSBK hanya selama enam bulan.

''RSUD Bengkalis diminta merekrut tenaga dokter spesialis untuk jangka panjang atau permanent. Apalagi untuk penyakit THT, penderita penyakit tersebut cukup banyak di pulau Bengkalis karena sudah menjadi penyakit umum sementara layanan untuk dokter spesialis tidak ada,'' ujar Tarmizi.

Ditambahkan politisi PPP ini, direktur utama beserta jajaran manajemen RSUD jangan hanya pasrah pada keadaan, karena setiap tahun alokasi dana melalui APBD Bengkalis untuk RSUD Bengkalis lumayan besar.

''Tidak ada salahnya manajemen RSUD Bengkalis merekrut tenaga dokter spesialis secara permanent, walau biayanya mahal, demi pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat," tutup Tarmizi. (jfk)