BENGKALIS, GORIAU.COM - Meningkatnya partisipasi masyarakat pada Pemilu Legislatif 9 April kemarin, ikut berpengaruh terhadap harga sebuah kursi DPRD. Kondisi ini tentunya ikut berpengaruh terhadap duduk tidaknya seorang calon anggota legislatif (caleg). Walau secara individu suaranya cukup besar, namun karena caleg satu partai lainnya sedikit perolehan suaranya, bisa saja caleg tersebut tidak duduk karena suara partai tidak cukup untuk meraih kursi.

Seperti disampaikan Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bengkalis, Zulfan Herri kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (16/4), partisipasi Pemilu Legislatif 2014 ini sekitar 70 persen atau meningkat dibandingkan Pilgubri 2013 lalu yang hanya 60 persen.

Tingginya partisipasi pemilih, ujar Zulfan, juga tidak terlepas dari gencarnya sosialisasi yang dilakukan semua pihak, termasuk Bupati Bengkalis yang aktif sekali turun ke kecamatan melakukan rapat koordinasi dengan camat, kepala desa, RT dan RW, tokoh masyarakat dengan melibatkan penyelenggara Pemilu seperti KPU, PPK, PPS, Panwaslu, Panwascam  dan pengawas lapangan.

''Hasilnya bisa kita lihat, dimana persentase partisipasi masyarakat pada Pemilu 9 April kemarin diprediksi mencapai 70 persen bahkan bisa lebih.  Meningkat sekitar 10 persen dibandingkan Pilgubri 2013 lalu,'' ujar Kaban Kesbangpol.

Ditambahkan Zulfan, tingginya partisipasi pemilih membuat legitimasi Pemilu 2014 semakin baik. Di samping itu, harga sebuah kursi DPRD juga semakin tinggi. Misalnya saja untuk daerah pemilihan (Dapil) Bengkalis, jika partisipasi pemilih 70 persen, maka harga sebuah kursi DPRD Bengkalis berada di kisaran 6100 suara.

''Artinya, untuk menjadi anggota DPRD tidak gampang. Karena untuk mendapat suara sebanyak itu ketokohan atau populeritas soerang caleg tentu menjadi acuan. Di samping gencar melakukan sosialisasi dan turun ke masyarakat,'' ujarnya. (jfk)