BENGKALIS, GORIAU.COM - Pemkab Bengkalis melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan bekerjasama dengan Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT) dan Universitas Kyoto Jepang menggelar Workshop Integrasi Pembangunan HTR Berbasis Penyelamatan dan Partisipasi Masyarakat di Area Transisi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu Kabupaten Bengkalis di Lantai II Kantor Bupati, Rabu (4/2).

Sebagai nara sumber workshop Prof. Dr. Keskue Mizuno, Dr. Haruruka SuzukiDr. Hatomi (dari Universitas Kyoto, Jepang), Dr. Bambang Setia (Ketua Tim Gambut Indonesia dari BPPT) dan Dr. Haris Gunawan (Universitas Riau).

Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh. Bupati berharap melalui workshop ini muncul suatu ide-ide atau konsep bagaimana penataan gambut yang baik sehingga tidak menimbulkan persoalan setiap tahunnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sehingga mengekspor asap ke negara tetangga.

''50 persen dari luas Kabupaten Bengkalis merupakan lahan gambut. Untuk itu perlu penanganan khusus agar tidak menimbulkan dampak yang tidak baik setiap tahunnya,'' ujar Bupati.

Menurut Bupati, dampak dari pengelolaan HPH di lapangan kondisi hutan banyak yang sudah terdegradasi. Setiap tahun terjadi kebakaran yang berulang-ulang dan menimbukan kabut.

''Melalui workshop ini bisa mengatasi dan mengambil potensi lahan gambut. Kita juga sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kehutanan seluas 14.000 hektar lebih untuk dijadikan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Bukitbatu,'' ujar Bupati.

Diharapkan Bupati, melalui HTR ini masyarakat punya penghasil ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga mereka tidak tertarik lag- merambah hutan.

''Ada keseimbangan yang diberikan, salah satunya melalui program HTR ini. Ini juga bagian dari upaya menata kelola hutan kambut ini dan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat," tutup Bupati.(jfk)