''Yang saya dapatkan hanya rasa puas dan bahagia bisa membantu mahasiswa dalam menyelesaikan perkuliahannya dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Bagi saya, itu sudah merupakan anugerah yang tak ternilai.''Dr Christine Jose MSc, Pembina Kelompok Mahasiswa Penelitian dan Pengembangan Biomassa (KOMPPOS)

''SAYA selalu merasa sedih jika mengingat begitu banyak calon mahasiswa yang batal masuk ke perguruan tinggi karena ketiadaan dana. Padahal, mereka berhasil lulus proses seleksi dengan susah payah karena harus bersaing dengan puluhan ribu calon mahasiswa lainnya. Namun, gara-gara faktor biaya, mereka batal masuk. Di Universitas Riau saja, misalnya, setiap tahun sekitar 300 mahasiswa yang mengalami nasib seperti itu.

Melihat kondisi ini, saya terpanggil untuk membantu mereka. Pada 1998, saya mendirikan Kelompok Mahasiswa Penelitian dan Pengembangan Biomassa (KOMPPOS) yang bertujuan mendidik mahasiswa agar bisa mandiri dengan menekuni usaha pertanian dengan memanfaatkan sampah organik. Baik itu sampah organik industri, rumah tangga, maupun sampah organik hasil pertanian. Salah satunya dengan menggunakan teknologi effective microorganism (EM) yang merupakan hasil penelitian Prof. Teruo Higa dari Jepang.

Sejak berdirinya KOMPPOS hingga tahun 2000, kami sering mengadakan pelatihan dan penerapan langsung. Semua kegiatan itu dibiayai didukung sepenuhnya oleh SKK Migas dan CPI sehingga kami dapat mendirikan Kebun Bokashi, lengkap dengan rumah kebun dan sarana produksi. Pada awalnya, program ini bertujuan meningkatkan pendapatan mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Tahun 2001, atas biaya Pemerintah Provinsi Riau dan CPI, KOMPPOS melakukan kunjungan dan pelatihan di Saraburi, Thailand, dan berkunjung ke Universiti Kebangsaan Malaysia. Tiga tahun berselang, industri hulu migas CPI membantu pendirian saung pengolahan pupuk sehingga kami bisa memproduksi pupuk dengan merek Bokashi EM. Sejak tahun 2000 sampai 2005, setiap bulan Oktober – November biasanya diadakan Training for Trainer, Pelatihan Pertanian Alami untuk mahasiswa dan masyarakat petani atau penyuluh pertanian.

Program KOMPPOS saat ini juga berperan aktif dalam mengembangkan teknologi tepat guna melalui serangkaian penelitian yang dapat diterapkan dan berguna bagi masyarakat. Sebagai contoh hasil kegiatan ini, masyarakat dibina agar mampu menghasilkan produk unggulan serta menjual produk–produk yang dihasilkan langsung ke pasar. Selain itu, masyarakat juga dilatih agar memiliki kemampuan dan keahlian yang siap untuk menjadi seorang trainer dalam kelompok masyarakatnya.

Mereka ini diharapkan mampu memanfaatkan dan menerapkan teknologi EM dalam pengolahan bahan organik dan limbah organik rumah tangga guna menghasilkan pupuk bokashi dan biokontrol hama dan penyakit tanaman yang disebut Ekstrak Tanaman Terfermentasi (ETT). Produk pengendali hama dan penyakit tanaman, seperti EM5 dan pupuk organik bokashi, memanfaatkan bahan-bahan organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, dan kotoran ternak sebagai sumber bahan baku.

Kami membina mahasiswa mengelola usaha. Di lahan yang berlokasi di samping gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), mahasiswa menanam berbagai jenis sayur-sayuran seperti kangkung, bayam, selada, dan sawi. Mahasiswa selalu menyebutkan tempat ini sebagai Kebun Bokashi.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/15122014/bokasih2jp-1731.jpgProduksi sayur ini tidak terlalu susah menjualnya karena biasanya para pedagang sayur datang ke sini untuk menampungnya. Dulu sebelum ada pedagang datang ke sini, mahasiswa menjualnya ke pasar Rumbai, bahkan juga ke supermarket. Dari hasil penjualan sayur-sayuran itulah mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga biaya kuliah.

Saya sendiri jika membutuhkan sayur-sayuran membeli dari kebun Bokashi ini. Sebab, dari proses penanaman sampai pemeliharaan, tidak terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya sehingga sangat aman untuk dikonsumsi.

Hingga saat ini keberadaan KOMPPOS tetap bertahan. Bahkan, sudah banyak mahasiswa yang merasakan manfaatnya. Tidak hanya terbantu dari sisi keuangan selama masa perkuliahan, mereka juga mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sangat besar dari sini. Ini menjadi modal besar mereka setelah lepas dari masa studi di UR.

Selama ini sebagian besar alumni KOMPPOS sangat mudah mendapatkan pekerjaan. Mereka kini sudah menyebar di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri bekerja di perusahaan-perusahaan besar dengan posisi yang cukup bagus, bahkan sampai taraf manajemen. Setiap saya mendengar ada mantan mahasiswa KOMPPOS berhasil menduduki jabatan penting pada sebuah perusahaan atau instansi pemerintah, saya merasa sangat bahagia.

Mahasiswa yang tergabung dalam KOMPPOS ini berasal dari berbagai fakultas yang ada di Universitas Riau. Mereka setiap tahun kami rekrut dan diseleksi secara alamiah. Hanya mahasiswa yang mau bekerja keras saja yang bisa bertahan di sini. Saat ini, anggota KOMPPOS yang sedang digambleng sebanyak 40 orang. Sedangkan jumlah alumninya sudah tidak terhitung lagi karena KOMPPOS ini sudah berganti beberapa generasi.

''Terus terang, saya sendiri sangat bahagia bisa terus membina mahasiswa melalui KOMPPOS ini. Kegiatan ini benar-benar non profit, dan saya tidak mendapatkan imbalan sama sekali dalam membina mereka. Yang saya dapatkan hanya rasa puas dan bahagia bisa membantu mahasiswa dalam menyelesaikan perkuliahannya dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Bagi saya itu sudah merupakan anugerah yang tak ternilai.'' (adv)