SELATPANJANG, GORIAU.COM - Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan, Msi melakukan pengukuhan Masyarakat Peduli Lingkungan dan Masyarakat Peduli Api, acara yang dikemas dengan penanaman perdana tanaman kehidupan seluas 1600 Ha, berupa 2000 pohon Gaharu, 2000 Durian Montong, dipusatkan di Lapangan Bola, Kamp. Jawa, Desa Lukut, Kecamatan Merbau, Rabu (8/4/2015).

Turut menyaksikan Dirjen Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rafles Panjaitan, Ketua DPRD H. Fauzy Hasan, Forkopinda, Asisten I Sekda Alizar, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Meranti Drs. Irmansyah, Kadis Kehutanan Murod, Camat Merbau Wan Abdul Malik, Perwakilian Managemen PT. RAPP serta tokoh masyarakat.

Dengan peduli lingkungan masyarakat diharapkan gemar menanam, menjaga dan melestarikan lingkungan ditandai dengan penanaman secara simbolis pohon Gaharu, Durian, Karet dan sekaligus pengukuhan Masyarakat Peduli Api (MPA).

https://www.goriau.com/assets/imgbank/08042015/1kirimjpg-1909.jpgDalam pidatonya didaerah yang sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani karet, sagu dan kelapa itu, Bupati meminta kehadiran perusahaan besar di Kecamatan Merbau dapat menjadi mata air bukan menjadi air mata. "Perlu kerjasama dan pengertian dari semua unsur yang ada, jika ada keterpaduan maka daerah akan menjadi aman, damai dan pelayanan semakin baik," ujar Bupati.

Ia juga mengucapkan apresiasi kepada masyarakat peduli api dan berharap dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan "semoga kehadiran masyarakat peduli api mampu meendalikan kebakaran hutan yang dapat merugikan masyarakat," ujarnya.

Namun dalam mengantisipasi dan mengendalian kebakaran hutan takan berarti tanpa didukung oleh masyarakat secara keseluruhan. " bagi masyarakat jangan melakukan pembakaran lahan sembarangan, karena dengan membakar dapat merusak lingkungan," ajak Bupati.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/08042015/2jpg-1910.jpgBupati juga mengingatkan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari lebih berhati-hati. "Jagan membuang puntung rokok sembarangan dan bagi warga yang berprofesi sebagai pencari madu yang menggunakan api dapat berhati-hati," Papar Bupati yang berharap kepada masyarakat dalam membuka lahan dengan membakar dapat mengawal api agar tidak terjadi kebakaran luas.

Bupati juga mengajak masyarakat melakukan penanam pohon merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Diharapkan penanaman pohon kehidupan yang dicanangkan pihak Kementerian dan Pemda dapat diikuti masyarakat agar hasilnya kedepan dapat dimanfaatkan masyarakat.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/08042015/4jpg-1911.jpgBupati juga mengapresiasi situasi yang sudah kembali kondusif di Pulau Padang sambil berharap kondisi itu terus dipertahankan. "dengan keamanan masyarakat hidup damai, pembagunan berjalan dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat," paparnya.

Ditegaskan Bupati, Pemda kabupaten tidak akan mengeluarkan kebijakan yang dapat merugikan masayarrakat. "jika ada hal yang menggangu kenyamanan silahkan datang berkomunikasi kami ingin masyarakat terlindungi dan merasa nyaman,"ucap Bupati.

Bupati berharap rencana pemerintah yang akan mengalokasikan lahan HTI seluas 1000 Ha, segera direvisi aturannya, agar lahan tersebut dapat digunakan warga untuk membangun rumah, kampung, dan kebun, seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk.

Akhir kata dijelaskan Bupati, Pemerintah Daerah berkomitmen menggesa pembangunan infrastruktur hingga ke pedesaan, untuk itu dalam waktu yang tidak terlalu lama, Pemda akan menurunkan tim evaluasi untuk merencanakan pembangunan infrastruktur strategis di Desa Lukit.

Kades Lukit dalam penjelasanya menyatakan Desa Lukit dulunya sering terjadi konflik lahan dengan perusahaan namun kini tidak ada lagi pro kontra kebijakan pemerintah, namun ia meminta hutan yang ada disekitar lingkungan masyarakat menjadi hutan masyarakat yang kayunya dapat dimanfaatkan untuk membangun dan kebutuhan hidup lainnya.

Dirjend Pengendalian Kebakaran Hutan Kemenhut mengatakan, masyarakat peduli api diharapkan dapat membantu pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun terjadi. Gerakan yang didukung Pemda dan Perusahaan merupakan momentum yang baik untuk meningkatkan komunikasi antara masayarakat, pemerintah, perusahaan dan stakeholders dalam mencibtakan harmonisasi. "Masyarakat peduli api harus dapat memberikan manfaat jangan sampai terjadi lagi kebakaran yang dimulai dengan pencegahan," ujarnya dimana sering terjadi kebakaran di Riau terutama di bulan February dan Maret.

Penanaman pohon juga membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mejaga kelestarian hutan.

Diakui Rafles, saat ini di Riau telah terjadi penurunan Hotspot dari 2000 menjadi 500, namun Bulan April dan Oktober kedepan masih terjadi cuaca kering. "Kami minta seluruh Stakeholders bersiaga. Kebakaran menimbulkan kerugian, mulai dari terganggunya tranportasi darat, laut dan udara mengganggu perekonomian, menimbulkan, penyakit Ispa, pendidikan, rusaknya ekologi hewan di hutan, dan besarnya biaya pemadaman," ujarnya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/08042015/5jpg-1912.jpgSeperti diketahui untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tahun lalu mencapai 175 Miliar.

Sementara menyangkut usulan dari masyarakat yang meminta revisi aturan pemanfaatan lahan dari Kementerian, Rafles mengaku pihaknya akan melakukan review terhadap izin pemanfaatan lahan, dan pemerintahan Jokowi menginginkan rakyat diberdayakan. "Kita inginkan negara ada ditengah masyarakat," ujarnya

Hal itu sekaligus untuk mengantisipasi terjadinya konflik lahan dikawasan HTI perusahaan, seperti diketahui Pulau Padang sering sekali terjadinya konflik. , "jika itu sangat penting untuk masyarakat maka Menteri akan mengevaluasi izin, untuk itu kita akan menurunkan tim review perizinan termasuk juga untuk kanal-kanal yang dulunya dibuat oleh perusahaan yang saat pembuatan izinya tidak memperhatikan Topografi," ujar Rafles yang menyebutkan tim terdiri dari Akademisi, LSM dan pihak terkait.

Upaya kongkrit yang dilakukan Kementerian untuk mengantisipasi kebakaran lahan di di Riau, dijelaksan Rafles, pihaknya sedang melaksanakan program 1000 Kanal di Riau, untuk memastikan Gambut tetap basah. Upaya lainnya membuat perangkat lunak pendeteksi kordinat Hotspot sampai ke pedesaan, melakukan patroli dan penyuluhan, jangan melakukan pembakaran Gambut, Teknik Modifikasi Cuaca (TMC).

Untuk masalah revisi pemanfaatan lahan, diharapkan Bupati, Kementerian dapat menyesuaikan peraturan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Pemerintah Kabupaten diakuinya hanya dapat memfasilitasi sementara kebijakan berada di tingkat pusat. "Kami hanya bisa mendorong bagaimana proses bisa terjadi agar konflik tidak terjadi agar perusahaan, pemerintah dan masyarakat bisa berdampingan dalam membangun Meranti lebih baik," pungkas Bupati. ***