KABUPATEN Pelalawan terus berkembang dan menjadi pusat perekonomian di koridor Sumatera. Berawal dari Kerajaan Pekantua yang didirikan oleh Maharaja Indera (sekitar tahun 1380 M) yang datang dari kerajaan Temasik (Singapura) (lokasi kerajaan ini berada di Hulu Sungai Pekantua, lebih kurang 20 Km di Hulu Muaratalam Kampar (anak sungai Kampar, sekarang Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau), pada tempat yang bernama 'Pematang Tuo', kini daerah ini sudah menjelma sebagai sebuah magnet perekonomian Riau dan Indonesia.

Sejarah Pelalawan dimulai sejak tahun 1725 M dimana diumumkan oleh Maharaja Dinda II, bahwa dengan kepindahan itu maka nama Kerajaan Pekantua Kampar diganti menjadi Kerajaan Pelalawan yang maknanya adalah tempat laluan atau tempat yang sudah lama dicadangkan.

Sejak saat itu resmilah nama Kerajaan Pekantua Kampar diganti dengan Kerajaan Pelalawan. Dan nama ini terus dipakai sampai Kerajaan Pelalawan berakhir meleburkan diri menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kabupaten Pelalawan dibentuk berdasarkan UU No 53 Tahun 1999, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kampar, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 12 Oktober 1999. Sementara peresmian operasionalnya dilakukan oleh Gubernur Riau pada tanggal 5 Desember 1999, dimana Pangkalan Kerinsi sebagai Ibu Kota Kabupaten Pelalawan.

Pembentukan Kabupaten Pelalawan atas dasar kesepakatan dan kebulatan tekad bersama yang dilakukan melalui musyawarah besar masyarakat Kampar Hilir pada tanggal 11 s/d 13 April 1999 di Pangkalan Kerinci. Rapat tersebut menghadirkan seluruh komponen masyarakat yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Lembaga-Lembaga Adat, Kaum Intelektual, Cerdik Pandai dan Alim Ulama.

Dari musyawarah besar tersebut ditetapkan Pelalawan yang bermula dari Kerajaan Pekantua, yang melepaskan diri dari Kerajaan Johor tahun 1699 M, kemudian berkuasa penuh atas daerah ini.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Riau No. KPTS.528/XI/2000 tangal 9 November tahun 2000 tentang diresmikannya keanggotaan DPRD Kabupaten Pelalawan hasil Pemilu tahun 1999 sebanyak 25 orang. Pengambilan sumpah dilaksanakan oleh Ketua Pengadilan Negeri Bangkinang atas nama Ketua MA RI tanggal 15 November tahun 2000.

Dengan terbentuknya Legislatif (DPRD) Kabupaten Pelalawan, maka pemilihan Bupati Pertama dilakukan pada tanggal 5 Maret 2001 melalui Sidang Paripurna, terpilihlah pasangan T Azmun Jaafar SH dengan ABD Anas Badrun sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan Periode 2001 s/d 2006.

Pada tanggal 5 April 2004 diadakan Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan secara langsung dipilih oleh rakyat. Dari hasil pemilihan tersebut terbentuk DPRD Kabupaten Pelalawan dengan Surat Keputusan No.KPTS.508/VIII/2004 tentang Anggota Dewan Kabupaten Pelalawan masa jabatan 2004-2009 yang diresmikan pengangkatannya.

Setahun setelah Pemilihan Anggota DPRD tepatnya tanggal 8 Februari 2006 diadakan pemilihan Bupati / Wakil Bupati secara langsung dipilih oleh rakyat, hasil pemilihan tersebut memenangkan pasangan T Azmun Jaafar dengan Rustam Effendi yang kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.131-14-94 Tahun 2006 tentang pengesahan pemberhentian dan pengangkatan Bupati Pelalawan Propinsi Riau.

Saat ini, diera pemerintahan HM Harris, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terus melakukan berbagai upaya guna memperkuat pembangunan yang disesuaikan dengan kondisi dan tantangan terkini serta tantangan globalisasi yang berada di depan.

Tak tanggung-tanggung, tujuh (7) program prioritas pembangunan telah berjalan. Diantaranya Pelalawan Sehat, Pelalawan Cerdas, Pelalawan Terang, Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa/Kelurahan (PPIDK), Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perkebunan, Pengembangan Obyek Wisata Bono dan Program Pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan. Target itu akan diwujudkan oleh HM Harris pada 2016 mendatang.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/16102015/adv2jpg-3226.jpgBupati Pelalawan, HM Harris, saat meresmikan pembanguan yang bersumber dari dana PPIDK 2015 di Kecamatan Pangkalan Kuras.Sederet kesibukan pada perayaan HUT Pelalawan ke 16 serta gurat lelah dan letih jelas terlihat karena begitu banyaknya acara serta tamu yang harus dijumpai. Namun orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan itu masih menyempatkan waktunya bercerita soal mimpi, target serta harapan-harapan yang ingin dicapai ke depan bagi dan untuk Kabupaten Pelalawan.

Berbagi cerita soal semangat, keyakinannya serta rasa optimismenya yang tinggi untuk memberikan segala yang terbaik bagi Kabupaten Pelalawan dan masyarakat yang ada di dalamnya.

"Berbicara mimpi, target dan harapan, tentu takkan ada habisnya. Apalagi daerah ini merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kampar yang lahir tanggal 12 Oktober, 16 tahun lalu," sebut Harris mengawali ceritanya.

Ia mengatakan bahwa saat ini tantangan membangun Kabupaten Pelalawan menjadi yang terbaik adalah harapan serta targetnya yang ingin diwujudkan di dalam masa kepemimpinannya. Meski saat ini segala potensi, peluang dan kendala serta permasalahan yang dihadapi terus menggeliat, namun itu merupakan bentuk tantangan bagi dirinya dalam membawa Kabupaten Pelalawan ini agar dapat memposisikan diri sejajar bahkan terdepan diantara daerah otonom lainnya di negeri ini.

"Secara bertahap kepemimpinan itu terus berjalan, dari mulai Plt kemudian bupati pertama lalu berikutnya sampai ke saya yang diberi amanah oleh rakyat untuk memimpin daerah ini, tahun 2011 lalu," tutur Harris.

Berpijak pada visi yang digariskan para inisiator dan pendiri Kabupaten Pelalawan, yaitu terwujudnya Kabupaten Pelalawan yang maju dan sejahtera, melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang didukung oleh pertanian unggul dan industri tangguh dalam masyarakat yang beradat, beriman, bertaqwa dan berbudaya melayu 2030.

Pemkab Pelalawan senantiasa terus memperkuat upaya-upaya pembangunan yang disesuaikan dengan kondisi dan tantangan saat ini dan tantangan globalisasi yang sudah berada di depan mata.

"Harus diingat, bahwa tantangan yang kita hadapi tidak dapat lagi dikelola dengan cara-cara biasa seperti dulu. Mengharuskan kita untuk mengubah pola pikir, pola bertindak, pendekatan kebijakan yang berbasis pengetahuan dan teknologi. Artinya, bahwa pengelolaan ekonomi yang hanya mengandalkan kelimpahan sumberdaya alam saja tidak akan menguntungkan bagi masa depan daerah ini," ujar Harris.

Sudah seharusnya, pengelolaan pembangunan harus dilakukan secara efektif dan efisien dengan mengedepankan penguatan sistem inovasi. Dengan demikian, daya saing daerah dapat terwujud sebagai langkah awal untuk mensejahterakan masyarakat dan memacu kemajuan daerah.

"Intinya, kita harus kreatif dan terus melahirkan inovasi-inovasi baru," ujar Harris lagi.

Untuk mencapai sasaran tersebut ditambah dengan kondisi serta tantangan yang ada, maka pemerintah telah merumuskan visi pembangunan yakni 'Pembaharuan Menuju Kemandirian Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Pelalawan'.

"Dengan target-target yang telah dicapai saat ini, kondisi sekarang telah berbeda jauh dari kondisi 15 tahun sebelumnya. Saat ini, pelayanan umum kepada masyarakat sudah semakin membaik, indikator keberhasilan pembangunan ekonomi meningkat, jumlah unit infrastruktur yang dibangun semakin banyak. Hal ini sebagai konsekwensi dari program pembangunan yang dilakukan pemerintahan daerah pada dua periode sebelumnya dan begitu juga dampak dari pelaksanaan pembangunan yang dikoordinasi oleh Pemda, termasuk peran swasta dan dunia usaha yang terus meningkat sebagai akibat membaiknya daya saing dan terjaganya suasana kondusif daerah," ungkapnya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/16102015/adv3jpg-3225.jpgBupati Pelalawan, HM Harris, saat meninjau proyek Jalan Lintas Utama di Kecamatan Kuala Kampar.Memasuki usia Kabupaten Pelalawan yang ke 16, tingkat keberhasilan pembangunan dalam jangka waktu satu tahun terakhir berdasarkan Target Capaian Utama RPJMD 2011-2016, yang meliputi Penurunan Tingkat Kemiskinan, Mempertahankan Laju Pertumbuhan Ekonomi, Penyediaan Lapangan Kerja sehingga tingkat pengangguran terbuka tidak melebihi angka 4,20 persen, Tingkat Kualitas Hidup Masyarakat yang ditunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mendekati rata-rata IPM Provinsi Riau, serta Membaiknya Kinerja Keuangan Daerah.

"Pertambahan investasi di Kabupaten Pelalawan dalam dua tahun terakhir ini sebagian besar memang berupa ekspansi pada perusahaan-perusahaan yang sudah ada," sebut Harris.

Menurutnya, pertambahan investasi yang cukup besar di Kabupaten Pelalawan ini tentu tidak lepas dari upaya-upaya Pemerintah dalam mempromosikan potensi daerah, serta upaya semua pihak dalam melindungi investasi yang sudah ada.

Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa semua lapisan masyarakat berhasil menjaga suasana yang kondusif bagi berkembangnya investasi di daerah ini. Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi yang besar serta kondusifnya daerah ini secara otomatis mengundang para pendatang masuk ke Kabupaten Pelalawan dengan rata-rata 5 persen dari jumlah penduduk per tahun.

Dan saat ini, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia, Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Ekonomi, serta Meningkatkan Daya Saing Daerah menuju Peningkatan Daya Saing Nasional, ditetapkan 7 Prioritas Pembangunan Daerah, diantaranya yakni :

1. Pelalawan Sehat

Program Pelalawan Sehat ini mulai dicanangkan sejak tahun 2010. Tujuannya yakni sebagai upaya menciptakan kondisi sehat di daerah ini yang dimulai dari sehat lingkungan dan kemudian mewujudkan sehat individual penduduk.

Gerakan Pelalawan Sehat ini diselenggarakan dengan memperkuat prakarsa masyarakat dan menghidupkan kembali budaya gotong royong dalam membersihkan lingkungan pemukiman.

Meskipun belum berhasil sepenuhnya membangkitkan inisiatif masyarakat secara menyeluruh, tetapi program gotong royong di setiap Kecamatan yang diprakarsai Pemerintah Daerah ini telah memberikan dampak positif bagi penyadaran pentingnya menjaga lingkungan sehat dan menciptakan pola hidup sehat.

Walaupun sedikit terganggu oleh adanya musibah asap pada dua bulan terakhir, tetapi Program Pelalawan Sehat ini berdampak pada berkurangnya angka kesakitan, berkurangnya endemi penyakit menular, dan meningkatnya umur harapan hidup masyarakat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

2. Pelalawan Cerdas

Program Pelalawan Cerdas yang saat ini tengah digalakkan oleh Pemkab Pelalawan adalah merupakan salah satu upaya Pemerintah Daerah dalam memperkuat penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang selama ini dilaksanakan.

Program pendidikan ini dilaksanakan secara lebih fokus dan terarah guna menekan angka putus sekolah serta meningkatkan Angka Partisipasi Murni semua jenjang pendidikan. Sehingga dengan begitu, rata-rata Lama Sekolah Penduduk di Kabupaten Pelalawan akan meningkat.

Untuk mengaplikasikan hal ini, maka mulai Tahun Ajaran 2013/2014 Pemerintah Kabupaten Pelalawan menjalankan Program Pendidikan Gratis 12 Tahun atau sampai jenjang SLTA. Dengan pengertian tidak ada lagi pungutan-pungutan di sekolah menyangkut operasional sekolah, penyediaan buku pokok dan LKS, pungutan biaya penerimaan siswa baru, biaya belajar mengajar, biaya ujian, apalagi biaya pembangunan sarana dan prasana sekolah. Bagi siswa miskin bahkan disediakan pakaian dan kelengkapan sekolah lainnya.

Sehingga dengan begitu, tidak ada alasan lagi bagi penduduk usia sekolah 7-18 tahun yang tidak bersekolah di daerah ini. Program pendidikan gratis ini diberlakukan terutama di sekolah negeri. Namun demikian sekolah swasta tetap diberikan subsidi, sesuai kebutuhan dan kecukupan anggaran Pemerintah Daerah. Pelaksanaan pendidikan gratis tentu saja dijalankan dengan tetap mengutamakan mutu pendidikan itu sendiri.

Diakuinya bahwa pada masa transisi, saat awal pemberlakuan program pendidikan gratis ini, masih banyak menimbulkan pro dan kontra dan ketidaksamaan persepsi baik di masyarakat dan juga pada para pelaku pendidikan. Disadari bahwa alokasi anggaran masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Tindakan antisipasi yang kurang tepat menyebabkan masyarakat mempertanyakan program pendidikan gratis tersebut.

Karena itu, Pemerintah Daerah juga memohon maaf kepada masyarakat jika dalam masa awal pelaksanaan program pendidikan gratis ini masih banyak ditemukan permasalahan dan belum terwujud sebagaimana diharapkan. Namun saat ini Pemerintah Daerah terus melakukan upaya penyempurnaan.

Di samping itu terus memperkuat pemahaman pelaku pendidikan sebagai pihak terdepan dalam menjalankan program ini, alokasi anggaran terus diperbaiki. Tentu saja alokasi tersebut berdasarkan kebutuhan sekolah bukan berdasarkan keinginan pengelola.

3. Pelalawan Terang

Program Pelalawan Terang sendiri merupakan upaya Pemerintah Daerah yang memfokuskan peningkatan elektrifikasi rumah tangga. Yang kemudian pada gilirannya akan meningkatkan aktivitas perekonomian dan aktivitas sosial masyarakat. Apalagi selama ini jumlah rumah tangga di Kabupaten Pelalawan yang teraliri listik 24 jam baru mencapai 21,17 persen. Untuk itu, Pemerintah Daerah menargetkan bahwa sampai dengan Tahun 2016 setidaknya 50 persen rumah tangga di Kabupaten Pelalawan telah menikmati listrik 24 jam.

Oleh sebab itu, sejalan dengan program pengembangan listrik oleh PT. PLN, Pemerintah Kabupaten Pelalawan memfasilitasi dibangunnya pembangkit listrik. Misi Pemerintah Daerah ini kini telah dijalankan dengan baik oleh PT Langgam Power yang merupakan konsorsium antara BUMD Tuah Sekata dengan PT Navigate Energy Jakarta. PT Langgam Power sekarang telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), dengan gas yang dipasok oleh PT Energi Mega Persada (Kalila). Pada tahap awal PLTMG tersebut dibangun dengan kapasitas 15 MW yang telah dioperasionalkan sejak Bulan Agustus 2013 yang lalu.

Dengan beroperasinya PLTMG PT. Langgam Power ini, maka kekurangan daya listrik di Kabupaten Pelalawan umumnya dan Pangkalan Kerinci khususnya telah teratasi. Jika terjadi listrik padam, hal tersebut lebih disebabkan gangguan jaringan. Kemudian berdasarkan permintaan PT PLN, PT Langgam Power membangun mesin baru berkapasitas 15 MW lagi sebagai tambahan.

Dan ini akan terus ditambah sesuai permintaan termasuk diproyeksikan untuk penyediaan listrik yang dibutuhkan Kawasan Teknopolitan Pelalawan nantinya. Selain memfasilitasi dibangunnya pembangkit listrik, pemerintah daerah juga membantu PT PLN membangun jaringan listrik di desa-desa melalui berbagai program.

4. Pelalawan Lancar dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa/Kelurahan

Program Pelalawan Lancar sendiri merupakan salah satu upaya perkuatan dan perluasan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan yang selama ini telah secara rutin dilaksanakan. Perkuatan dan perluasan tersebut menyangkut pembangunan dan peningkatan jalan guna memperlancar arus orang dan arus barang di Kabupaten Pelalawan.

Sejalan dengan Program Pelalawan Lancar ini, Pemerintah Daerah juga melaksanakan Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa/Kelurahan atau PPIDK. Selain dimaksudkan untuk mendorong percepatan penyediaan infrastruktur dasar di pedesaan, pola yang dilaksanakan juga ditujukan untuk mendorong penguatan otonomi desa, memperkuat peran masyarakat dalam pembangunan, dan memobilisasi swadaya dan prakarsa masyarakat di pedesaan.

PPIDK sendiri dilaksanakan dalam bentuk pemberian dana stimulus dengan kisaran Rp. 400-500 ribu per desa/kelurahan. Penggunaan dana tersebut dimusyawarahkan masyarakat untuk membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan di desa, kemudian dilaksanakan dan diawasi oleh masyarakat desa itu sendiri.

5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perkebunan

Program intensifikasi padi di Kuala Kampar merupakan wujud dari kepedulian Pemerintah Kabupaten Pelalawan dalam menciptakan Ketahanan Pangan secara nasional. Kuala Kampar sebagai lumbung pangan di daerah ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan dengan pola tanam dua kali setahun. Dan saat ini, produksi beras kita sudah mencapai 42 ribu ton, dan ditargetkan pada tahun 2016 nanti menjadi 61 ribu ton.

Harus diakui, ini memang bukan pekerjaan mudah dan perlu kesungguhan terutama membangun infrastruktur pendukung seperti pengairan, akses jalan dan dermaga serta balai benih.

Dengan langkah-langkah yang diambil saat ini, Pemkab Pelalawan berkeyakinan bahwa target produksi tersebut dapat tercapai, asal para petani ikut mendukung program yang dilaksanakan pemerintah.

Selain komoditas padi, dalam rangka menciptakan ketahanan pangan ini Pemkab Pelalawan juga mendorong produksi ternak dan perikanan. Bantuan peternakan dan perikanan juga cukup besar diberikan ke masyarakat. Demikian juga di sektor perkebunan, Pemkab Pelalawan terus memberikan dukungan sarana produksi berupa bibit dan pupuk terutama komoditas sawit dan karet.

6. Pengembangan Objek Wisata Bono.

Pengembangan objek wisata di Pelalawan dengan menjadikan bono sebagai ikon utama, di samping objek-objek pendukung lainnya seperti Istana Sayap di Pelalawan, Tugu Equator di Pangkalan Lesung, Pusat Budaya Petalangan di Betung dan Taman Nasional Tesso Nilo di Ukui.

Saat ini, beberapa dokumen perencanaan telah disiapkan dan aktivitas promosi terus dilancarkan. Soalnya, promosi merupakan upaya utama yang dilakukan saat ini agar bono dikenal lebih luas.

Di samping itu, berdasarkan kemampuan anggaran yang dimiliki Pemerintah Daerah, Pemkab Pelalawan juga secara bertahap melakukan penanganan infrastruktur, menggelar even seni dan budaya guna menambah daya tarik pengunjung.

7. Program Pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan.

Terkait dengan Pembangunan Kawasan Teknopolitan, Kabupaten Pelalawan kini telah ditetapkan dan telah divalidasi menjadi Kawasan Perhatian Investasi ke-24 di Koridor Ekonomi Sumatera dengan proyek utamanya Pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan tersebut.

Kawasan Teknopolitan Pelalawan merupakan suatu kawasan industri yang terpadu dengan perguruan tinggi sebagai pencetak tenaga kerja terampil dan pusat riset sebagai pendorong inovasi, dan ini dibangun atas dukungan investasi swasta dan Pemerintah.

Pembangunan Kawasan Teknpolitan Pelalawan merupakan inisiatif Pemkab Pelalawan mewadahi pencapaian visi MP3EI 2011-2025 sekaligus merealisasikan pencapaian sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pelalawan 2011-2016.

Konsep Kawasan Teknopolitan Pelalawan itu sendiri adalah menyiapkan suatu kawasan khusus yang memiliki keunggulan komparatif dan diminati oleh investor, terutama untuk industri yang akan memberikan nilai tambah produk unggulan daerah yakni industri hilir kelapa sawit yang didukung penguatan inovasi dari aktivitas Perguruan Tinggi dan Pusat Riset.

Apalagi Kabupaten Pelalawan yang berada pada Koridor Ekonomi Sumatera berperan strategis dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. Soalnya, di samping berada pada posisi konektivitas yang istimewa juga karena Kabupaten Pelalawan memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat potensial dengan komoditi kelapa sawit, perkayuan, gas, minyak bumi dan batubara yang juga menjadi komoditi andalan Koridor Ekonomi Sumatera.

Diakui Harris, kebutuhan pembangunan masyarakat terus berkembang dan beragam, begitu juga dengan permasalahan yang dihadapi semakin kompleks. Oleh karena itu, selaku Bupati Pelalawan dirinya mengajak seluruh elemen, untuk secara bersama-sama memperkuat dan mempeluas partisipasi dalam memajukan daerah. Sebab, kemajuan program pembangunan yang dijalankan selama ini tentu akan lebih maksimal dengan dukungan masyarakat dan dunia usaha.

"Jujur saja, Pemda tidak akan bisa berjalan sendiri dalam mewujudkan target-target tersebut tanpa dukungan masyarakat. Demikian pula bahwa pencapaian kemandirian, pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pencapaian kemajuan daerah tidak akan dapat terwujud jika hanya mengandalkan kemampuan Pemda tanpa dukungan dunia usaha. Kita mengakui keberadaan perusahaan, industri dan dunia usaha di daerah ini telah menyumbangkan hampir 80 persen PDRB dan menggerakkan ekonomi serta menyediakan lapangan kerja," ungkapnya.

Diujung perbincangan, saat ditanya soal harapan dan keinginan seiring HUT Pelalawan yang ke 16 ini, HM Harris mengatakan bahwa keberhasilan mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam visi dan misi pembangunan akan sangat tergantung pada kondusifnya daerah, harmonisnya hubungan antar masyarakat, bersinerginya eksekutif dan legislatif, berperan positifnya lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan para akademisi, serta lebih mengemukanya kepentingan daerah dari pada kepentingan politik sesaat.

"Persoalan di daerah ini kian waktu kian kompleks, dan itu semua membutuhkan proses, tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses pencapaian ke arah solusi, karena itu saya pribadi membutuhkan masukan serta saran bahkan bilamana perlu kritikan, namun harus yang disertai solusi. Apapun itu asalkan sesuai dengan prosedur akan saya jalani, demi kemajuan daerah ini ke depan," pungkasnya.

Melihat ke belakang, 16 tahun lalu Kabupaten Pelalawan hanyalah salah satu dari daerah yang menjadi bagian dari kabupaten induk yakni Kabupaten Kampar. Jadi jangankan untuk 'berbicara' di kancah nasional, untuk di tingkat provinsi pun, mungkin saat itu masih jauh karena daerah ini masih 'terkungkung' oleh kabupaten induk. Sedangkan Pangkalan Kerinci yang kini menjadi ibukota Kabupaten Pelalawan 16 tahun lalu hanyalah sebuah desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Langgam.

Dan 16 tahun lalu, tepatnya tanggal 12 Oktober 1999, lahirlah Kabupaten Pelalawan melalui undang-undang nomor 53 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Pelalawan beserta delapan (8) kabupaten dan kota lainnya. Sejak saat itu, silih berganti kepemimpinan berjalan di daerah ini berikut pernak-pernik di dalamnya, yang kesemuanya turut mewarnai capaian pembangunan Kabupaten Pelalawan. (adv)